Ainussyifa Ikut Jadi Korban Tewas Saat Hendak Menolong Ayahnya yang Tersengat Listrik
H Rasyidi (60) dan putrinya, Ainussyifa (30), warga Jalan Kertak Bahalang RT 6 RW 3 Desa Murung Kenanga, tewas tersetrum di dalam rumah.
Editor:
Dewi Agustina
Tapi warga pilih bertahan.
"Mereka semua tidak mau dievakuasi, mengaku masih bisa beraktivitas di tengah kondisi banjir, apalagi ketinggian air hanya 20 hingga 30 sentimeter," kata Irwan.
Baca: Lebih dari 1.000 Orang Meninggal Akibat Wabah Virus Corona dari 42.729 Kasus hingga Selasa Pagi
Baca: Teddy Down saat Rizky Febian Ingin Asuh Bayinya: Urus Anak Perlu Telaten, Nanti Si Kecil Terabaikan
Menanggapi kejadian ini, Assistant Manager Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng), Bayu Aswenda, mengatakan pihaknya bisa melakukan pemadaman listrik di daerah banjir.
"Warga pun bisa memintanya dengan menghubungi Contact Center PLN 123 atau ke kantor PLN terdekat," kata dia.
Dia menerangkan air hujan dan banjir dapat menjadi penghantar listrik.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mematikan listrik dari meterannya.

"Kemudian cabut seluruh peralatan listrik yang masih tersambung dengan stop kontak. Pindahkan atau naikkan alat elektronik ke tempat yang lebih tinggi dan aman ketika menemukan potensi terjadinya banjir," kata dia.
Akibat banjir sejumlah sekolah terpaksa diliburkan.
Dari pantauan tampak TK Darul Muttaqien Jalan Kertakbaru RT 6 Pekauman Ulu, Martapura Timur, terendam.
Nasib serupa dialami SMPN 2 Martapura Timur, yang persis berada di seberangnya.
"Di sekolah kami ada 320 siswa kurang lebih. Kami terpaksa meliburkan entah sampai kapan. Melihat situasi saja," kata Wakepsek Bidang Kesiswaan SMPN 2 Martapura Timur, Herzi Mutaqin, Senin (10/2/2020).
Baca: Kronologi Bocah SD Diajak Berhubungan Badan oleh Pria Bermasker, Korban Trauma, Menangis Tiap Disapa
Baca: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Selasa 11 Februari 2020: Cancer Ingin Menikah, Capricorn Bertengkar
Banjir, menurutnya, terjadi sejak Jumat.
Sabtu, air makin tinggi sehingga sekolah sempat mengungsikan 18 siswa kelas 7 ke ruang sanggar.
Kondisi Senin air tak kunjung surut akhirnya seluruh siswa diliburkan.
"Kami pasrah saja, seluruh ruangan terendam terutama kelas ada 10 ruangan," katanya.