Kamis, 18 September 2025

Aksi Vandalisme Merusak Estetika Candi Borobudur, Dari Coretan Hingga Ribuan Noda Permen Karet

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh BKB, ditemukan setidaknya ada 3.000 noda permen karet yang tertempel dan lekat di batuan candi.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Jogja/Rendika Ferri K
Noda-noda permen karet yang tertempel di batuan candi di Candi Borobudur. Noda-noda tersebut terlihat di sekujur tubuh candi meninggalkan bekas putih yang susah hilang. 

Keberadaaan sisa permen karet ini adalah dampak dari kegiatan wisata.

"Sisa permen karet termasuk dalam kategori garbage (sampah) yang juga menjadi problem yang dihadapi situs cagar budaya lain di berbagai negara sebagai bagian dari impact atau dampak dari kegiatan wisata," kata Andi, Minggu (16/2/2020).

Dikatakan Andi, sisa permen karet ini mesti segera dibersihkan karena menyangkut masalah estetik yang bisa mengotori permukaan batuan candi dan jika tidak segera dibersihkan bisa bersifat permanen.

Sisa permen karet ini termasuk material yang memerlukan waktu cukup lama untuk terurai di tanah, apalagi jika menempel di batuan.

Proses pembersihan sisa permen karet ini pun mesti dilakukan secara hati-hati, apalagi permen karet yang sudah mengeras.

Sifat material permen karet yang lengket jika menempel pada batuan candi yang telah rapuh dapat berpotensi menimbulkan keausan pada permukaan batuan.

Pemandangan Candi Borobudur dilihat dari Taman Kenari Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (20/1/2020).
Pemandangan Candi Borobudur dilihat dari Taman Kenari Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (20/1/2020). (Tribunjogja.com/Rendika Ferri)

"Masalah estetika yang bisa mengotori permukaan batuan candi dan bisa bersifat permanen jika tidak segera dibersihkan. Dalam proses pembersihannya pun memang harus dilakukan berhati-hati terutama jika sudah mengeras. Sifat material permen karet yang lengket jika menempel pada batuan candi yang telah rapuh dapat berpotensi menimbulkan keausan pada permukaan batuan, meskipun secara mikro," tuturnya.

Andi menambahkan, edukasi perlu selalu dilakukan, khususnya kepada pengunjung yang berkunjung ke Candi Borobudur.

Tak hanya di Candi Borobudur saja, tetapi juga di situs cagar budaya lain. Pengunjung harus patuh pada tata tertib dan selalu senantiasa menjaga kebersihan situs.

"Edukasi perlu selalu dilakukan khususnya terhadap pengunjung di Candi Borobudur maupun situs cagar budaya lainnya untuk selalu menjaga kebersihan situs dan menaati peraturan atau tata tertib yang telah disusun," tuturnya.

Sementara itu, Koordinator Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (Madya), Jhohannes Marbun, mengatakan, adanya noda permen karet ini disebabkan oleh perilaku wisatawan yang tidak terkendali.

Baca: RSUD Bangka Belitung Isolasi 1 Pasien Suspect Virus Corona, Demam setelah dari Singapura

Baca: Kak Seto Harap Lebih Banyak Wilayah Melakukan Sparta

Permen karet ini hanya satu di antara yang beberapa lainnya.

"Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah tegas, tetapi sekaligus mengedukasi. Langkah yang telah diambil adalah membatasi pengunjung. Memberi informasi kepada publik ini juga bagian dari edukasi," ujarnya.

Marbun menilai masyarakat atau publik juga harus segera sadar dan tahu, bahwa heritage atau cagar budaya mesti dilestarikan dan dilindungi.

Pengelolaan terhadap Candi Borobudur yang merupakan warusan dunia juga memerlukan standar yang baku sesuai standar internasional.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan