Tragedi Susur Sungai
Korban Meninggal SMPN 1 Turi Sleman Semua Perempuan, Kepala SAR DIY: Kondisi Pakaian Berpengaruh
Delapan korban meninggal dunia tersebut merupakan kelas 7 dan kelas 8 dari SMPN 1 Turi Sleman dan semua beridentitas perempuan.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Belum Ditemukan
- Yasinta Bunga, kelas 7B, alamat Dadapan, Wonokerto, Turi
- Zahra Imelda, 7D d/a Kenteng, Wonokerto, Turi.
Baca: FOTO Kondisi Sungai Sempor Ketika Cuaca Cerah: Banyak Bebatuan, Air Dangkal saat Kemarau
Cerita Korban Selamat
Salma Kusuma Haryani, siswi SMPN 1 Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menceritakan detik-detik dirinya hanyut terseret arus sungai Sempor.
Ia mengatakan kegiatan susur sungai itu dimulai sekitar pukul 14.30 WIB.
Saat itu cuaca di lokasi sedang gerimis dan aliran sungai masih terlihat normal seperti biasa.
Ia tak tahu kalau air sungai di hulu sedang besar dan bersiap untuk menyapu dirinya dan kawan-kawannya.
"Ketika kami sampai di tengah-tengah sungai, jalan di sungai sudah sekitar setengah jam, tiba-tiba ada arus besar dari arah utara atau atas," kata Salma dilansir Tribun Jogja.
Saat itu ia dan teman-temannya berada di tengah-tengah sungai ketika air datang.
Besarnya arus air yang datang membuat dirinya terseret arus, bahkan ia juga tak bisa untuk memagang batu lantaran kuatnya arus.
Baca: TERBARU Musibah Susur Sungai SMPN 1 Turi: Kepala Sekolah Mengaku Tidak Tahu hingga Daftar Korban
Ia juga sempat melihat teman-temanya yang lain yang terseret arus.
Namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena juga berjuang untuk menyelamatkan diri.
Beruntung ada orang yang menyelamatkan dirinya dan dibawa ke bebatuan.
"Saya mau menyelamatkan diri tapi terseret arus air. Mau pegang batu tapi tidak bisa karena arus besar. Kemudian ada kakak-kakak yang menyelamatkan saya. dibawa ke batu-batu tebing," tuturnya.
Ia mengalami beberapa luka pada kakinya akibat benturan dengan bebatuan di sungai tersebut.
"Luka beberapa di kaki karena terkena batu. Ini pengalaman pertama saya ikut kegiatan seperti ini," katanya.