Tragedi Susur Sungai
Dengar Teriakan Siswa SMPN 1 Turi Minta Tolong, Warga Ini Nekat Nyebur ke Sungai: Saya Sempat Hanyut
Seorang warga bernama Sudiro (71), rela turun ke sungai untuk menolong para siswa SMPN 1 Turi yang menjadi korban tragedi susur Sungai Sempor, Jumat.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang warga bernama Sudiro (71), rela turun ke sungai untuk menolong para siswa SMPN 1 Turi yang menjadi korban tragedi susur Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020) lalu.
Warga yang akrab disapa Mbah Diro itu tengah membersihkan makam di saat kejadian tersebut terjadi.
Ia mendengar teriakan para siswa dari kejauhan.
Sudiro mengungkapkan, dirinya sempat ingin mengingatkan para siswa agar naik dari sungai.
"Saya baru membersihkan makam. Saya sudah mau memperingatkan supaya naik saja karena cuaca tidak mendukung. Lalu sudah dengar anak-anak minta tolong."
"Anak saya langsung menghampiri, katanya anak-anak kintir (hanyut terbawa arus)," kata Sudiro, dikutip dari TribunJogja.com, Senin (24/02/2020).
Baca: 6 Murid SMP Negeri 1 Turi Alami Gejala Psikologis Setelah Ikut Susur Sungai, Terus Didampingi
Baca: Siswa SMPN 1 Turi Dapat Pendampingan Psikolog, Ada 6 Orang Menangis hingga Berteriak-teriak
Sudiro langsung menuju Sungai Sempor dan berjumpa dengan Darwanto, warga yang lebih dulu mengevakuasi siswa di lokasi kejadian.

Sudiro langsung ikut membantu mengevakuasi dengan merangkul anak-anak ke tepi sungai.
Menurutnya, para siswa yang digendongnya itu sudah tak berdaya.
"Arusnya memang cukup deras. Mungkin daerah atas sudah hujan deras, dan tiba-tiba air langsung tinggi."
"Itu yang membuat anak-anak terbawa arus. Ya cuma membantu sebisa saya saja. Ada yang cuma dipegangi saja, ada yang digendong," jelasnya.
Baca: Cerita Heroik Kodir Selamatkan Nyawa Puluhan Siswa SMPN 1 Turi yang Hanyut saat Susur Sungai
Baca: Hari Pertama Sekolah SMPN 1 Turi Pasca Tragedi Susur Sungai, 6 Siswa Menangis dan Berteriak-teriak
Sudiro mengaku sempat ikut terhanyut terbawa arus sungai saat menyelamatkan korban.
Namun, dirinya bisa berpijak pada batu dan berpegangan pada tangga panjang yang dibawanya.
"Saya sempat ikut hanyut, anak masih di punggung saya."
"Saya bisa pegangan, tetapi karena batu licin, jadi terpeleset, kaki kena luka," ungkap Sudiro.

Pembina Ditahan
Seorang pembina pramuka SMPN 1 Turi Sleman, yang berinisial IYA (36), resmi ditahan oleh Polda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Wakapolda DIY, Brigjen Pol Karyoto mengatakan, tersangka telah dilakukan penahanan sejak Sabtu (22/2/2020), karena dianggap telah lalai hingga timbul korban jiwa.
"Sementara baru satu tersangka dengan inisal IYA," kata Karyoto, dikutip dari TribunJogja.com, Minggu (23/2/2020).
Tersangka dinilai bertanggung jawab atas peristiwa yang menimpa siswa SMPN 1 Turi Sleman pada Jumat (21/2/2020) lalu.
Pasalnya, IYA diketahui yang membuat program susur sungai di SMPN 1 Turi.
Baca: Kesaksian Pemancing Selamatkan Puluhan Siswa Hanyut SMP 1 Turi, Dengar Jeritan Minta Tolong
Baca: Tragedi Susur Sungai Tewaskan 10 Siswi, Ini Suasana Hari Pertama Masuk, Murid SMPN 1 Turi Diterapi
Pihak kepolisian telah memeriksa saksi sebanyak 15 orang, termasuk pembina, kwarcab, warga dan dua orang siswa.
"Seharusnya kegiatan Pramuka ada manajemen risiko. Karena kelalaiannya, apalagi yang bersangkutan adalah pembina Pramuka."
"Pramuka ini adalah latihan dasar tentang kepemimpinan dan pertolongan pertama."
"Tentu harusnya dia mempunyai wawasan yang lebih, dan paham tentang manajemen bahaya," jelas Karyoto.
Pasal yang didikenakan adalah 359 KUHP kelalaian yang mengakibatkan orang meninggal dunia dan pasal 360 KUHP karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain luka-luka.
IYA dijerat dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJogja.com/Christi Mahatma Wardhani/Santo Ari)