Tragedi Susur Sungai
3 Tersangka Tak Ikut Susur Sungai, Polisi Ungkap Keberadaan Mereka saat Siswa SMPN 1 Turi Hanyut
Polisi telah menahan tiga tersangka yang memiliki ide mengadakan kegiatan susur Sungai Sempor untuk 249 siswa SMPN 1 Turi Sleman.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
Kasim menyebut, IYA kembali ke sungai saat tragedi maut itu telah terjadi.
"Ya kembalinya ya setelah kejadian. Setelah kejadian baru ikut gabung melakukan langkah-langkah pertolongan dan lain-lain," ungkapnya.
Ia mengatakan, pembina-pembina yang mendampingi para siswa juga turut terseret banjir Sungai Sempor.
"Pembina-pembina yang dewasa tersebut yang seharusnya melindungi, menjaga ikut terseret sampai 50 meter."
"Mengurus diri sendiri saja tidak bisa apalagi membawa 249 siswa siswi," katanya.

Pengakuan IYA
Pembina pramuka yang pertama ditetapkan menjadi tersangka, IYA (36) mengaku, kegiatan susur sungai tersebut merupakan latihan dasar untuk pengenalan karakter.
Ia menyebut, kegiatan itu bisa mengenalkan anak-anak pada sungai.
"Supaya mereka bisa memahami sungai, anak sekarang kan jarang yang main disungai atau menyusuri sungai, jadi kita kenalkan, ini lo sungai," ujar IYA, dikutip dari TribunJogja.com, Selasa (25/2/2020).
Tersangka membantah jika siswa SMPN 1 Turi saat itu berjalan di tengah sungai.
"Tidak mereka berjalan di pinggir," ungkapnya.
Baca: Bukan 7 Orang, Hanya 4 Orang yang Dampingi Susur Sungai Siswa SMP di Sleman, hingga jadi Tersangka
Baca: Identitas dan Wajah 3 Tersangka Tragedi Susur Sungai yang Menewaskan 10 Siswi SMPN 1 Turi
Ditanya soal penggunaan alat pengamanan, IYA berujar bahwa air di Sungai Sempor saat itu hanya selutut.
Selain itu, cuaca sebelum para siswa menyusuri sungai juga belum hujan.
"Pukul 13.30 saya berangkat kan cuaca masih belum hujan, saya ikuti saya cek di atas, di jembatan itu air juga tidak deras."
"Kemudian saya kembali ke tempat pemberangkatan," jelasnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJogja.com/Santo Ari) (Kompas.com/Wijaya Kusuma)