Virus Corona
Tetangga Pasien Corona Ungkap Dampak dari Data Korban Terekspos, Kesulitan Order Ojol hingga Hoaks
Pengakuan mengejutkan dibagikan langsung oleh Anis Hidayah selaku tetangga pasien 01 dan 02 positif terpapar virus corona baru Covid-19 di Kota Depok.
Penulis:
Endra Kurniawan
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pengakuan mengenai dampak tereksposnya data korban virus corona dibagikan langsung oleh Anis Hidayah selaku tetangga pasien 01 dan 02 positif Covid-19 di Kota Depok.
Anis mengaku dirinya pertama kali mendengar kabar terkait kejadian tersebut dari pesan Whatsapp Group (WAG) pascapengumuman oleh Presiden Joko Widodo.
"Sebenarnya Senin (2/3/2020) siang, kami terkejut ya, begitu WAG di perumahan ribut dan panik."
"Bahwa dua warga kami dinyatakan positif dan diumumkan oleh presiden," ucapnya dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (5/3/2020).
Hal yang lebih mengejutkan menurut perempuan yang juga menjabat sebagai direktur Migrantcare ini adalah tersebarnya data privasi pasien.
"Dan itu sudah viral saat kami menerima, nama detail alamat dan lain sebagainya."
"Beberapa saat setelah itu kemudian perumahan katanya penuh sekali dengan media yang menyorot rumah dan lain sebagainya," mbuh Anis.
Anis melanjutkan ceritanya, setelah dirinya mendapat kabar, suami Anis yang kebetulan menjadi ketua RT di perumahan tersebut menghubungi pasien lewat sambungan telepon.
Dalam komunikasinya, suami Anis menanyakan kepada pasien sejumlah hal seperti keberadaannya.
Baca: Data Pasien Virus Corona Tersebar, Tetangga Pasien Ungkap Banyak Warga jadi Sulit Jalani Aktivitas
"Dan beliau (pasien) menyatakan bahwa kami juga kaget. Kami tidak tahu kalau kami positif tiba-tiba berita yang kami terima adalah kami sudah positif, tetapi saya (pasien) tahunya dari media."
"Sama sekali tidak ada dokter siapapun yang memberitahukan kepada kami jika positif kena virus ini," ujar Anis.
Kabar perihal positifnya dua warga di perumahan lingkuan Anis membuat syok tetangga dan kedua pasien.
Anis menyayangkan kenapa data privasi pasien bisa tersebar begitu saja.
Kemudian dirinya membandikan kondisi tersebut dengan luar negeri.
"Setahun kami, data pasien di berbagai negara diproteksi, nick name saja tidak ada."