Imbas Corona, 3.500 Sopir di Kota Semarang Terancam Tidak Berpenghasilan
Di tengah situasi sulit, pemerintah tidak memperhatikan nasib awak kendaraan angkutan umum konvensional
Editor:
Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG -- Ribuan awak angkutan umum di Kota Semarang terancam tidak mendapatkan penghasilan imbas wabah Covid-19 yang memicu anjloknya pengguna transportasi umum.
Data Organda Kota Semarang, terdapat 955 awak kendaraan angkutan umum yang terdampak Covid-19.
Jumlah itu terbagi dari awak Bus Rapid Transit (BRT), angkutan barang, bus pariwisata, bus penumpang dan taksi konvensional.
Total awak itu belum ditambah dengan jumlah pengemudi angkutan umum perkotaan (angkot).
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organda Semarang,Bambang Pranoto Purnomo mengatakan jumlah pengemudi angkot di Kota Semarang sekitar 2.500 orang.
"Semua terdampak Covid-19, dan mereka tidak bekerja. Khusus bus pariwisata berhenti beroperasi, sedangkan taksi mulai ditinggalkan, angkot tinggal 800 pengemudi yang masih beroperasi," jelasnya, Rabu (8/4/2020).
Baca: Tambah 10 Pasien Positic COVID-19 Sembuh di Kota Semarang
Baca: Tantowi Yahya: Glenn Fredly yang Istimewa
Baca: Menaker Ida Fauziyah Minta Pengusaha Jadikan PHK Sebagai Langkah Terakhir
Bambang mengungkapkan, mereka terancam tidak berpenghasilan padahal ada keluarga yang harus dicukupi.
Di tengah situasi sulit, pemerintah tidak memperhatikan nasib awak kendaraan angkutan umum konvensional.
"Ironis memang, karena sampai sekarang ribuan awak kendaraan angkutan umum tidak disentuh pemerintah," paparnya.
Secara tegas Bambang menyatakan, pemerintah membedakan awak angkutan konvensional dengan daring.
"Kok malah awak angkutan berbasis aplikasi diberikan santunan baik sembako dan lainnya, sedangkan yang benar-benar mengikuti regulasi dibiarkan tanpa disentuh sama sekali," keluhnya.
Diakuinya, beberapa hari lalu Dinsos dan Kepolisian meminta data ke Organda terkait jumlah awak angkutan umum.
Baca: Kesal Diteror Tetangga, Keluarga Pasien Positif Covid-19 di Lampung Ancam Bakar Rumahnya Sendiri
Baca: FAKTA Penipu yang Diantar Ojol Purwokerto-Solo: Pulang dari Jakarta, Kini Dikarantina karena Batuk
"Entah mau buat apa data tersebut, kami berharap pemerintah segera mengeluarkan kebijakan untuk membantu. Karena awak angkutan umum konvensional benar-benar terpuruk nasibnya di tengah pendemi Covid-19 ini," tandasnya.
Rudianto, seorang sopir angkot di Kota Semarang, mengaku pasrah dengan sepinya penumpang saat ini.
"Sampai sesiang ini baru bawa 6 penumpang," kata Rudianto, saat berhenti di Jalan Perintis Kemerdekaan, Srondol, Kota Semarang, Rabu (8/4).