KIsah Perjuangan Siswa di Riung NTT Agar Bisa Ikut Ujian Secara Daring
Para pelajar tersebut terpaksa harus berjalan kaki hingga beberapa kilometer untuk mendapatkan signal
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Gordi Donofan
TRIBUNNEWS.COM, BAJAWA - Para pelajar di Riung, Bajawa, Nusa Tenggara Timur harus berjalan kaki hingga beberapa kilometer untuk mendapatkan signal.
Ini dilakukan agar mereka bisa menyelesaikan tugasnya sekolah secara online.
Kemudian, jika signal selulernya ada, belum tentu jaringan internetnya tersedia.
Tentu harus berupaya keras untuk mendapatkan jaringan internet sehingga bisa mengerjakan tugas atau mengirimkan tugas secara online.
Hal itulah yang dialami sejumlah siswa di Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada.
Para pejar terpaksa harus berjalan kaki sejauh 3 kilo meter menuju bukit Benteng Tebu untuk mencari signal dan jaringan internet untuk mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) secara online.
Mereka berjalana kaki dari Kampung Tedhing Desa Lanamai, Kecamatan Riung Barat menuju bukit tersebut.
Baca: Jualan Gerobak Listrik Gelis, PT SPI Siapkan Purna Jual Lewat Aplikasi Ponsel
Memang tidak mudah.
Sampai di atas bukit, mereka tidak langsung mendapatkan jaringan.
Mereka harus jalan-jalan diatas bukit itu baru mendapatkan sambungan.
Semangat perjuangan siswa di daerah pedalaman ini untuk menggapai cita-cita tak pernah pupus.
Mereka rela berdiri berjam-jam diatas bukit untuk mengikuti ujian sekolah.
Harapan untuk naik kelas tentu ada dalam benak mereka.
Rasa putus asa hampir tak ada dalam benak mereka meskipun signal atau jaringan internet kadang hilang muncul saat mereka akses jaringan.
Siswa SMA Katolik Recis Bajawa, Ebit Bolong, mengatakan, ia bersama enam orang sahabatnya tak pernah berhenti untuk berjuang mencari signal.
Baca: Isi dan Pesan Cerita Si Kumbi Anak Jujur: Tamu Masa Depan TVRI Belajar dari Rumah, SD Kelas 1-3
Ebit mengatakan, satu hari menjelang UAS, ia dan ayahnya harus pergi mencari signal untuk mendapatkan jaringan internet.
Satu hari sebelum mengikuti UAS mereka harus mendapatkan link dari sekolah untuk bisa mengikuti UAS online.
Saat tiba di tempat tujuan mencari signal, jaringan internet hilang dan terpaksa ia dan sang ayah harus mencari signal di tempat yang lain.
"Satu hari menjelang ujian, kami pergi cari signal ke tempat yang biasanya ada jaringan, karena kami harus mendapatkan link dari sekolah untuk bisa ujian online tetapi saat itu kosong signalnya," ungkap Ebit, ketika dihubungi Pos Kupang dari Kota Bajawa ke Riung Barat, Senin (18/5).
Ebit mengatakan, UAS Online SMA Katolik Regina Pacis Bajawa dimulai Senin (11/5) hingga Sabtu (16/5).
Meskipun susah, Ebit tak putus asa.
Baca: Fakta Unik Kelabba Maja, Bukit yang Dijuluki Painted Hillsnya di Nusa Tenggara Timur
Sekitar pukul 22.00 Wita, Minggu (10/5) Ebit mengajak sang ayah mencari signal ditempat lain demi mendapatkan link tersebut.
"Terus sekitar jam 10 malam saya dan bapak turun ke kebun arah perbatasan Manggarai Timur mencari signal. Sampai di kebun, puji Tuhan ada signal dan saya bisa mendapatkan linknya," kisah Ebit.
Keesokan harinya Ebit dan dua temannya langsung menuju kebun dimana ada lokasi jaringan internet.
Jaraknya sekitar 3 kilometer dari Kampung Theding.
Rupanya ia dan dua temannya kurang beruntung.
Ketika tiba di tempat tujuan signal hilang.
Namun ia dan dua temannya tak putus asa.
Baca: Pelajar Berusia 17 Tahun di Lampung Bobol Rumah dan Bawa Kabur Sepeda Motor
Demi cita-cita mereka bertiga berjuang lagi mencari signal di tempat lain.
Sementara siswa lainnya, Jeni Lala mengatakan, kisah mencari signal untuk mengikuti UAS online sangat terkesan.
Meskipun signal atau jaringan internet hilang muncul tapi ia dan sejumlah temannya tak pernah putus asa.
Situasi dan kondisi saat itu benar-benar menguras energi.
Apalagi berjalan kaki dan bertahan di tengah bukit dengan panas terik mentari yang menyengat kulit.
Namun itu bukan penghalang bagi mereka untuk bisa meraih cita-cita kelak.
"Puji Tuhan kami bisa selesaikan ujian tersebut waktu itu," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SMA Katolik Regina Pacis Bajawa, Herdin Ndiwa, mengapresiasi kepada seluruh siswa SMA Recis Bajawa yang telah mengikuti UAS online.
Ia menyapaikan terima kasih atas kesabaran dan perjuangan siswa-siswi untuk mengikuti UAS online.
Meski banyak kendala namun siswa tak putus asa dan berjuang sekuat tenaga sehingga bisa mengikuti UAS online dengan baik.
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Miris, Siswa di Riung Jalan Kaki Tiga Kilometer Kejar Sinyal Telpon di Bukit Selesaikan Tugas Online