Selasa, 30 September 2025

Kisah Rodi, Buruh Difabel yang Tetap Bekerja dengan Satu Tangan hingga Dapat Hadiah Umrah

Difabel Rodi Kurnia dapat hadiah umrah dari Bupati Karawang berkat semangat hidupnya meski hanya punya satu tangan.

Editor: Glery Lazuardi
Tribunbekasi/Muhammad Azzam
Rodi Kurnia, buruh difabel di Karawang, menerima hadiah umrah dari Bupati Aep Syaepuloh atas keteguhan dan semangat hidupnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Nama Rodi Kurnia sedang menjadi sorotan. Hal ini setelah Rodi Kurnia menerima hadiah umrah. Hadiah umrah itu diberikan oleh Bupati Karawang, App Syaepuloh.

Umrah adalah ibadah dalam agama Islam yang dilakukan dengan mengunjungi Ka'bah di Masjidil Haram, Mekkah, dan melaksanakan serangkaian ritual suci. 

Berbeda dengan haji yang wajib bagi yang mampu dan hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu (bulan Dzulhijjah), umrah bersifat sunnah dan bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun.

Rodi Kurnia memiliki keterbatasan memiliki satu tangan atau difabel

Difabel adalah singkatan dari different ability atau different abled, yang merujuk pada individu dengan kondisi fisik, mental, intelektual, atau sensorik yang berbeda dari kebanyakan orang, sehingga dapat mengalami hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungan secara penuh dan efektif.

Istilah difabel digunakan sebagai alternatif dari kata "cacat" atau "penyandang disabilitas" yang dianggap kurang inklusif atau memiliki konotasi negatif.

Dia kehilangan satu tangan setelah mengalami musibah. Namun, dia tetap bekerja di tengah hambatan pada organ tubuh.

Bukan hadiah percuma, hal itu didapatkan Rodi karena kegigihan dan perjuangan hidupnya.

Kini, ia tak menyangka mimpinya berangkat ke Tanah Suci akhirnya terwujud.

Diketahui Rodi Kurnia sehari-hari bekerja sebagai buruh atau tenaga harian lepas (THL) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang.

Hadiah istimewa umrah itu datang langsung dari Bupati Aep yang melihat keteguhan hati Rodi dalam menjalani hidup, meski tubuhnya sudah tak lagi sempurna.

Perjalanan hidup Rodi penuh liku. Tahun 2019 silam, saat membantu mengecat masjid di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Batujaya, ia tersengat aliran listrik.

Musibah itu merenggut salah satu tangannya yang harus diamputasi.

Namun Rodi tak pernah menyerah. Alih-alih larut dalam kesedihan, ia memilih bangkit.

Kini, dengan satu tangan, ia tetap bekerja sebagai THL di Disnakertrans Karawang. Dedikasi dan semangatnya membuat banyak orang kagum.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved