Virus Corona
Gubernur Khofifah Bandingkan PSBB di Surabaya dan Malang yang Hasilnya Beda
Provinsi Jawa Timur menjadi satu dari beberapa daerah dengan penambahan kasus positif Virus Corona yang masih tinggi.
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membandingan penerapan penanggulangan wabah Covid-19 di Surabaya dan Malang.
Kasus Virus Corona atau COVID-19 di Kota Surabaya terus melonjak meskipun menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan terus diperpanjang sampai tahap III.
Khofifah pun mencontohkan keberhasilan PSBB Malang Raya yang tidak bisa terlaksana di Surabaya Raya.
Sehingga PSBB Malang Raya tak perlu diperpanjang lagi.
Seperti diketahui, kasus baru Virus Corona di Jawa Timur terus mengalami lonjakan pada beberapa hari terakhir.
Pusat episentrum penyebaran Virus Corona di Jawa Timur adalah berada di Ibu Kota Provinsi Jatim yakni Kota Surabaya.
Hingga update terbaru pada Kamis (28/5/2020), terdapat penambahan 171 kasus baru untuk wilayah Jawa Timur.
Baca: Saat Surabaya Dinilai Bisa Berakhir Jadi Wuhan karena Warga Tak Patuh Protokol Kesehatan Cegah Covid
Baca: RUU Cipta Kerja Harus Berpihak Pada UMKM
Baca: Risma Akhirnya Terapkan 2 Skenario Besar Usir Corona Dari Surabaya
Baca: Duel Berdarah Pengendara Motor dan Orang Stres, Sama-sama Pakai Senjata Tajam, Sama-sama Tewas
Baca: Digigit Kutu Kucing, Bocah 1 Tahun di Sragen Meninggal Dunia
Dari penambahan 171 kasus tersebut, 98 di antaranya berasal dari Surabaya.
Dengan begitu, saat ini total kasus di Surabaya mencapai 2.216 kasus atau bisa dikatakan lebih dari setengah kasus Corona di Jawa Timur.
Sedangkan untuk total kasus di Jawa Timur mencapai 4.112 kasus atau tertinggi kedua di Indonesia, di bawah DKI Jakarta.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengakui Surabaya menjadi episentrum penyebaran Virus Corona di Jatim.
Selain itu juga ada Kota Sidoarjo dan Gresik yang tergabung dalam wilayah Surabaya Raya.
Khofifah kemudian mencontohkan kondisi yang terjadi di Malang Raya.
Seperti yang diketahui kedua wilayah tersebut yang saat ini menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jawa Timur.

Khofifah menilai PSBB di Malang Raya lebih efektif dibandingkan dengan yang di Surabaya Raya.
"Kasus ini sebetulnya episentrumnya di Surabaya," ujar Khofifah dalam tayangan Youtube TVOneNews, Kamis (28/8/2020).
"Sama-sama PSBB, Malang Raya ini PSBB tahap pertama, hari ini adalah hari ke 12," jelasnya.
Berdasarkan hasil rakor evaluasi pelaksanaan PSBB di Malang Raya, Khofifah mengaku menemukan perbedaan yang sangat mendasar dengan PSBB Surabaya Raya.
Perbedaannya bukan berasal dari sistem atau aturan PSBB-nya melainkan dari segi masyarakatnya itu sendiri.
Mantan Menteri Sosial itu mengatakan PSBB di Malang Raya sangat terbantu dengan peran masyarakat setempat.
"Tetapi kemarin kami rakor, apa yang kemudian kita lihat dari pedoman WHO transisi pasca restriction," kata Khofifah.
"Restriksi kita kan adalah PSBB, itu ada enam yang harus dipastikan."
"Kita urai bersama dengan para pakar dari item satu sampai enam, ternyata item satu sampai enam justru yang keenam menjadi penguatan ini adalah partisipasi aktif masyarakat," jelasnya.
Khofifah mengungkapkan bahwa selama penerapan PSBB, masyarakat di Malang Raya mempunyai satu kebijakan sosial, yakni program Kampung Tangguh.
Melalui program Kampung Tangguh tersebut masyarakat menjadi mempunyai kesadaran yang tinggi terkait penyebaran Covid-19.
Dirinya berharap hal itu seharusnya bisa dijadikan contoh untuk daerah-daerah lain, termasuk Surabaya Raya yang saat ini mempunyai kasus terbanyak di Jawa Timur.
Menurutnya program tersebut juga mendapatkan apresiasi dari para pakar yang mengakui keefektifannya.
"Saya ingin menyampaikan bahwa modal sosial masyarakat di Malang Raya luar biasa yang berbasis RW berupa Kampung Tangguh," ungkapnya.
"Inilah yang menurut penilaian banyak pakar dan kami ini yang memiliki signifikansi terhadap penyebaran Covid-19," sambungnya.
"Sebetulnya kan ini sesuatu yang bisa dijadikan rules model," pungkasnya.
Doni Monardo Ungkap Alasan Jawa Timur Memiliki Banyak Kasus Baru
Provinsi Jawa Timur menjadi satu dari beberapa daerah dengan penambahan kasus positif Virus Corona yang masih tinggi.
Hal ini disinyalir karena adanya penularan dari sejumlah klaster besar yang ada di wilayah tersebut.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara khusus telah meminta jajarannya untuk memberikan perhatian secara penuh untuk membantu penanggulangan Covid-19 di Jawa Timur.
Sesuai instruksi presiden, jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah memberikan dukungan berupa dana operasional dan alat-alat medis.
Dilansir Kompas.com, Rabu (27/5/2020), Ketua Gugus tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengungkapkan alasan Jawa Timur masih terus memiliki penambahan kasus yang tinggi.
Menurutnya hal ini merupakan perkembangan penularan dari klaster-klaster besar yang ada di Jawa Timur.
"Jawa Timur ini termasuk daerah yang potensi dari klaster tertentu sangat tinggi. Antara lain dari Gowa, kemudian jemaah tabligh, termasuk juga yang berasal dari dalam yaitu Pesantren Temboro dan Pabrik rokok Sampoerna," ungkap Doni.
Pihak Gugus Tugas dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur masih terus melakukan penelusuran kontak terhadap orang-orang yang terlibat dengan klaster tersebut.
Menurut Doni, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menangani kasus-kasus tersebut dengan baik.
Pemprov telah memaksimalkan penanggulangan penyebaran Virus Corona tersebut dengan bekerja bersama jajaran TNI dan Polri.
Untuk mendukung kinerja pemprov dalan menekan angka penularan, pemerintah pusat melalui Gugus Tugas juga telah memberikan sejumlah bantuan.
Satu di antaranya berupa dua buah alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang digunakan untuk mendeteksi adanya Covid-19 pada sampel swab pasien.
Alat PCR berkapasitas 4 mesin tersebut dikatakan dapat menguji hingga 800 spesimen dalam sehari.
Adapun bantuan lain yang diberikan berupa tiga buah rumah sakit lapangan dengan fasilitas pendukung, dan bantuan dana untuk operasional rumah sakit lapangan tersebut.
"Kemudian ada tiga unit rumah sakit lapangan yang berupa tenda dengan fasilitas AC dan pendukung lainnya. Pemerintah dalam hal ini Gugus Tugas telah menyalurkan dana operasional untuk rumah sakit lapangan sebesar Rp 10 miliar," ujar Doni.
Diketahui, Jawa Timur saat ini menjadi satu dari beberapa episentrum penyebaran Virus Corona setelah mencatat adanya 199 kasus baru, per Rabu (27/5/2020).
Sehingga, jumlah total kasus positif Covid-19 di Jawa Timur telah mencapai angka 4.142 kasus.
Selain itu, Jawa Timur sebelumnya sempat menjadi daerah dengan penambahan kasus terbanyak yaitu 1.099 kasus positif Covid-19 selama 3 hari.
Yang pertama adalah penambahan kasus pada Kamis (21/5/2020) sebanyak 502 kasus, lalu Jumat (22/5/2020) sebanyak 131 kasus.
Dan yang terakhir adalah penambahan 466 kasus positif Virus Corona baru pada Sabtu (23/5/2020). (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho/Noviana)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Penularan COVID-19 Terus Melonjak di Surabaya, Khofifah Contohkan Keberhasilan PSBB Malang Raya