Alasan Kayu Jati di Ngawi Dilirik Banyak Kalangan hingga Luar Negeri: Guratnya Beda dari yang Lain
Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar dan Pebisnis Helly Sardy membicarakan kualitas kayu jati di Ngawi.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
bunga pradipta p
"Hamparan hutan Ngawi dan Blora, itu jati terbaik," ungkap Helly.
Kendati demikian, Helly mengungkap, selain Ngawi, Jepara juga terkenal akan kayu jatinya.
Namun, tetap saja, menurut Helly, kayu jati dari Ngawi, masih menjadi yang terbaik.

Baca: Anak Punk Tidur dengan Penuh Luka di Ngawi, Korban Dikeroyok 5 Temannya dengan Besi dan Kayu
"Dulu terkenalnya Jati dari Jepara, padahal sebenanrnya, bahan baku jepara tidak punya," ucap Helly.
Ia melanjutkan, kayu jati ini bisa tumbuh di berbagai daerah seperti Sulawesi, Sumatera bahkan Kalimantan.
Tetapi, sekali lagi, serat yang dihasilkan dari kayu jati di Ngawi tidak ada yang menandingi.
"Hanya seratnya tidak bisa sepadat dan seksotis yang ada di hutan Ngawi, Blora, dan sekitarnya."
"Karena seratnnya sangat padat, lurus dan kelebihannya dia punya kita sebut minyak."
"Semakin tua, semakin besar minyaknya maka semakin bagus," jelas Helly.
Menurut Ony, kayu jati yang dijual oleh Perhutani Ngawi memiliki standar kualitas dan grade yang berbeda-beda.
Namun, ia tidak mengetahui secara lengkap beberapa grade kayu jati yang ditawarkan oleh pihak Perhutani.
"Kalau melihat hasil dari kayu jati secara hitungan ekonomis, memang ada beberapa grade."
"Mungkin grade yang tahu detail di temen-temen Perhutani, ada grade A, grade B, grade C," tuturnya.

Baca: Wabup Ngawi Ony Anwar Gratiskan Rapid Test Santri Gontor Asal Ngawi
Tetapi, kayu jati di Ngawi ini bisa dihargai sampai Rp 30 juta per kubik.
Menurutnya, semakin besar diameter kayu jati maka semakin tinggi harganya.
"Tapi rata-rata kubikasinya di Ngawi ini ada yang istimewa bisa per kubik sampai Rp 30 juta."
"Jadi tergantung umur pohonnya, diameter batangnya, panjangnya yang lurus berapa," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)