Selasa, 12 Agustus 2025

Berita Viral

Viral Siswa SMA Keluhkan Kurangnya Kontrol Guru saat Pembelajaran Jarak Jauh: Tak Ada Sosok Disegani

Pelajar kelas 12 dari SMAN 7 Jakarta, Syamil Shafa Besayef viral karena mengkritisi sistem belajar daring.

Penulis: Inza Maliana
Tribunnews/Istimewa
Sosok Syamil Shafa Besayef, pelajar kelas 12 dari SMAN 7 Jakarta yang viral karena mengkritisi sistem belajar daring. 

TRIBUNNEWS.COM - Video seorang pelajar yang mengkritisi kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi viral di sosial media.

Video tersebut diunggah ulang oleh akun Instagram @makassar_iinfo, pada Senin (10/8/2020).

Pelajar SMA ini mengaku, pembelajaran jarak jauh kurang efektif lantaran tidak adanya kontrol dari guru.

Hal ini membuat timbulnya rasa malas untuk mengikuti PJJ, seperti setelah absen akan tidur lagi.

"Belajar daring itu kurang efektif dibanding sekolah, betul teman-teman? Jadi saya benar-benar mewakili sepertinya. Karena di sini mungkin ada yang habis absen tidur lagi ada? Ada.

Baca: Viral Pelajar Kritisi Belajar Online, Berharap Kemendikbud Beri Jam Kuota Gratis di Masa Pandemi

Karena di sekolah kita dipantau langsung sama guru. Guru itu kan digugu dan ditiru dan ada wacana saya lihat di berita, saya gak tahu ini benar apa enggak, PJJ ini akan dilaksanakan dengan permanen.

Sedangkan kalau kita belajar cuma mau pintar, Google lebih pintar daripada sekolah, menurut saya," katanya.

Menurutnya, bila siswa hanya ingin pintar, maka akses internet bisa lebih mudah untuk membuat pintar.

Namun, sosok Guru sendiri memiliki peran yang tidak hanya membuat siswa pintar, tetapi membentuk karakter siswa.

Baca: Cerita Pria Curi Ponsel Agar Anaknya Bisa Belajar Online: Kalau Niat Nyuri, Semua Barang Saya Ambil

Pembentukan karakter inilah yang menjadi kekurangan dalam pembelajaran jarak jauh.

"Jadi kelebihan guru itu memiliki perasaan terhadap siswa. Mereka mendidik, mereka mengajar, mereka membentuk karakter kita siswa-siswa Indonesia," tuturnya.

Hingga Selasa (11/8/2020), video kritikan siswa tersebut telah ditonton sebanyak lebih dari 121 ribu kali.

Video itu pun mendapat ribuan komentar dari warganet di jagat Instagram.

Saat dikonfirmasi, sosok pelajar tersebut bernama Syamil Shafa Besayef, seorang siswa kelas 12 di SMAN 7 Jakarta.

Syamil menuturkan, kritikan tersebut ia sampaikan kala menghadiri peringatan Hari Anak Nasional dan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI, pada Kamis (23/7/2020) lalu.

Sosok Syamil Shafa Besayef, pelajar kelas 12 dari SMAN 7 Jakarta yang viral karena mengkritisi sistem belajar daring.
Sosok Syamil Shafa Besayef, pelajar kelas 12 dari SMAN 7 Jakarta yang viral karena mengkritisi sistem belajar daring. (Tribunnews/Istimewa)

Baca: Siswi Ini Jualan Nasi Bungkus di Pinggir Jalan Agar Bisa Beli Kuota Internet untuk Belajar Online

Ia termasuk satu di antara 21 pelajar yang ikut menghadiri kegiatan tersebut secara langsung.

Adapun, kegiatan tersebut disaksikan oleh 500 orang peserta dari seluruh Indonesia melalui virtual Zoom ini.

Pelajar berusia 17 tahun ini menceritakan adanya perbedaan kala dia melakukan PJJ dan sekolah tatap muka.

Hal paling mendasar yang ia rasakan, kurangnya kontrol dari guru kepada siswa.

Menurutnya, tidak adanya kontrol guru secara langsung, membuat para pelajar merasa tidak memiliki sosok yang disegani.

Syamil Shafa Besayef kala menghadiri peringatan Hari Anak Nasional dan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI, pada Kamis (23/7/2020) lalu.
Syamil Shafa Besayef kala menghadiri peringatan Hari Anak Nasional dan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI, pada Kamis (23/7/2020) lalu. (Tribunnews/Istimewa)

Sebab, orang tua sebagai pengganti guru di rumah, seringkali sibuk dengan urusannya masing-masing.

Sebaliknya, bila sekolah tatap muka, maka guru bisa mengawasi langsung kinerja dari para anak didiknya.

"Saya mengeluhkan belajar menjadi tidak efektif, misalnya habis absen tidur lagi, kami juga nggak paham apa yang dijelaskan oleh guru secara online."

"Bahkan ada guru yang hanya memberi tugas saja lalu dikumpulkan, terus menerus seperti itu, jadi kontrol dari guru tidak mengena kepada siswa," ucap Syamil.

WIFI GRATIS UNTUK PELAJAR - Warung kopi Rizki di Jalan Jombang Raya, Pondok Aren, Kota Tsngerang Selatan, memberikan layanan wifi gratis untuk para pelajar yang belajar daring, Rabu (29/7/2020). Anhar Rizki,, pemilik warung kopi ini mengaku prihatin melihat para pelajar yang belajar online namun ada keterbatasan tidak mempunyai kuota internet. WARTA KOTA/NUR ICHSAN
WIFI GRATIS UNTUK PELAJAR - Warung kopi Rizki di Jalan Jombang Raya, Pondok Aren, Kota Tsngerang Selatan, memberikan layanan wifi gratis untuk para pelajar yang belajar daring, Rabu (29/7/2020). Anhar Rizki,, pemilik warung kopi ini mengaku prihatin melihat para pelajar yang belajar online namun ada keterbatasan tidak mempunyai kuota internet. WARTA KOTA/NUR ICHSAN (WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Baca: Banyak Keluhan soal Belajar Online dari Ortu Siswa & Guru, Nadiem Makariem Berani Pertaruhkan Ini

"Kita kalau di sekolah dipantau langsung, jadi kalau ada guru segan untuk tidur," sambungnya.

Kendati PJJ kurang efektif, namun Syamil pun tidak setuju bila sekolah tatap muka dibuka di tengah pandemi.

Untuk itu, ia menyarankan agar pemerintah dalam hal ini, Kemendikbud bekerja sama dengan BUMN untuk membuat jam kuota gratis.

Meski saran tersebut tak berlaku di daerah pedalaman, namun bisa membantu para siswa yang selama ini kesulitan belajar karena tidak memiliki kuota.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan