Mbah Ginem Menangis Kena Tipu, Nasi Bungkus & Dompet Dicuri: Tidak Lapor, Rejeki Sudah Ada yang Atur
Diketahui, Mbah Ginem setiap pagi aneka nasi dan jajanan pasar dengan berjalan kaki keliling di kampung Poncowolo, Semarang, Jawa Tengah.
Editor:
Ifa Nabila
Padahal, sehari dia hanya mendapatkan penghasilan bersih sebesar Rp 50.000 sampai Rp60.000 untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Saya nangis waktu berhenti di warung karena mikir bagaimana nanti setorannya. Dagangan belum dibayar sudah dibawa kabur orang," ucapnya.
Selepas peristiwa yang dialaminya itu, meski dengan perasaan sedih Mbah Ginem beruntung bertemu dengan tetangganya yang berbaik hati mengantarkannya pulang ke rumah.
Baca: 5 Bulan Menikah, Suami Tak Tahu Kalau Istri Ternyata Polwan Gadungan, Keluarga Ditipu Ratusan Juta
"Waktu itu kan kejadiannya di PKL daerah banjir kanal barat. Saya berjalan kaki keliling dari jam 6 sampai jam 11 masuk ke kampung-kampung daerah Poncowolo. Setelah kejadian diantar tetangga pulang ke rumah," akunya.
Walaupun kejadian malang itu telah menimpa Mbah Ginem, tapi dia mengaku tak berniat melaporkan kejadian tersebut.
Dia menganggap hal itu sebagai cobaan yang harus dijalani dengan pasrah dan ikhlas.
"Kulo pasrah ikhlas lahir batin. Mboten laporan. Rejeki pun enten sing ngatur (Saya pasrah dan ikhlas. Rejeki sudah ada yang mengatur," ujarnya.
Kendati telah memasuki usia senja, Mbah Ginem mengaku masih tetap akan berjualan keesokan harinya.
"Mboten kapok, nek mboten sadeyan mangke uripe pripun (Tidak kapok, kalau tidak jualan nanti hidupnya gimana)," ucapnya.
Mbah Ginem tinggal bersama kakak kandung dan keponakannya dalam rumah sederhana di Jalan Setiyaki Baru 2, Bulu Lor, Semarang Utara.
Suami Mbah Ginem telah meninggal dunia. Kejadian yang menimpa Mbah Ginem pun mengundang simpati warga Semarang. Beberapa donatur memberikan bantuan berupa uang tunai untuk Mbah Ginem.
"Kami mendengar kabar ini dari sosial media. Dan tergerak mengumpulkan bantuan uang dari kawan-kawan donatur untuk Mbah Ginem. Semoga bisa bermanfaat dan berjualan lagi. Kami juga berharap penipunya bisa segera ditangkap. Karena kejadian ini yang saya tahu sudah beberapa kali terjadi di Semarang dan mengincar pedagang lansia," jelas Tonex, seorang relawan Semarang Peduli.
Sebelumnya, kejadian serupa juga pernah dialami oleh seorang nenek penjual jajanan pasar keliling Mbah Khotimah (70) yang tinggal di Jalan Jangli IV RT 3 RW 9 Kelurahan Jatingaleh, Kecamatan Candi Sari. (Kompas.com/Riska Farasonalia)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mbah Ginem Menangis, Nasi Bungkus dan Dompetnya Ludes Dicuri Saat Jualan Keliling"