Kisah Karjiyem Warga Gunungkidul, Rawat Anak yang Lumpuh Berbekal Uang Rp 10 Ribu dari Jualan Daun
Karjiyem tinggal bersama anak nomor 3, Yatmi (31) yang menderita sakit polio sejak lahir sehingga sebagian besar organ tubuhnya telah lumpuh
Editor:
Eko Sutriyanto
Saat Kompas.com ke rumahnya, Karjiyem sedang memeriksakan mata ke rumah sakit di daerah Kapanewon Playen, yang jaraknya kurang lebih 28 kilometer.
Sukaryanti atau sering dipanggil Yanti, mendampingi Yatmi selama ibunya pergi.
Di sela berbincang, Yatmi diberi makan siang lauk sayur yang dimasak Yanti.
Baca: Sekolah di Gunungkidul Minta Bantuan Wali Murid Minta Bantuan Rp 2,6 JUta untuk Bangun Gedung Seni
"Ya begini kondisinya, untuk berkomunikasi saja sulit, sehari-hari hanya tinggal di rumah," ucap Yanti.
"Dulu sebelum rumah dibongkar oleh bapak-bapak ini, setiap hujan Yatmi saya boyong ke rumah (Yanti) karena takut ambruk," kata dia.
Meski dekat dirinya tak bisa setiap saat membantu ibunya setiap saat apalagi, setelah pandemi, suaminya tak lagi bekerja.
Ditambah ia juga harus mengurus tiga anaknya. Yanti juga harus menyiapkan jualan es dawet dan makanan kecil lainnya untuk menyambung hidup bersama keluarganya.
Karjiyem harus bekerja mencari daun atau membeli dari tetangganya setiap dua hari sekali.
Dedaunan tanaman kebun itu dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke kantung plastik, selanjutnya dijual di pasar Playen.
Jarak Pasar Playen dengan rumahnya lumayan jauh, sekitar 25 kilometer.
Ini yang membuat Karjiyem harus menyisihkan keuntungan untuk patungan biaya transportasi mobil milik tetangganya.
"Sisanya ya tidak seberapa, tetapi kalau tidak jualan siapa yang mau membelikan pampers untuk Yatmi, saya sendiri kondisinya seperti ini," ucap Yanti.
Karjiyem bercerita, tak banyak yang ia dapat dari berdagang sayuran dan daun di Pasar Playen.
Sayuran ia beli Rp 60.000 dari para tetangga.
Kartiyem mengaku akan mendapat uang Rp 100.000.