Ganjar Ingatkan Warga Lereng Merapi Soal Protokol Kesehatan di Lokasi Pengungsian
Ganjar datang ke desa yang jaraknya tiga kilometer dari puncak Merapi tersebut juga memberikan edukasi kepada warga.
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Status Gunung Merapi naik menjadi siaga sejak Kamis, (5/11/2020). Warga di lereng gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut diminta bersiap karena sewaktu-waktu Merapi erupsi meski diprediksi tidak sedasyhat letusan tahun 2010 silam.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat mengunjungi Dukuh Sambungrejo Desa Balerante, Kemalang, Klaten mengingatkan warga yang hendak mengungsi agar tetap ingat protokol kesehatan karena saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19.
"Saya minta karena masih kondisi pandemi, tempat pengungsian ditata dengan protokol kesehatan. Jalur evakuasi juga aman, tadi saya cek jalannya bagus. Tapi saya minta aktivitas penambangan dihentikan dulu sampai kondisi aman, biar jalur evakuasi bisa digunakan sewaktu-waktu," ujar Ganjar didampingi Plt Bupati Klaten Sujarwanto, Jumat (6/11/2020).
Ganjar datang ke desa yang jaraknya tiga kilometer dari puncak Merapi tersebut juga memberikan edukasi kepada warga.
Ganjar berkeliling memantau tempat pengungsian, posko pemantauan Merapi di Balerante dan ke rumah-rumah warga.
Setiap bertemu warga, Ganjar mengingatkan agar selalu waspada dan mengikuti anjuran pemerintah.
"Mangke nek diperintah ngungsi, purun nggeh (nanti kalau diminta mengungsi mau ya). Barang-barang disiapke sing arep digowo (barang-barang yang mau dibawa disiapkan)," kata Ganjar kepada warga.
"Nggeh pak," jawab warga kompak.
Ganjar menerangkan, dari keterangan Badan Geologi, kondisi Merapi masih siaga. Namun diprediksi, jika terjadi erupsi maka tidak sebesar seperti tahun 2010 lalu.
"Sudah ada skenarionya, baik secara geologis maupun vulkanologis mana-mana daerah yang masuk bahaya. Saat ini saya berada di desa terakhir, rumah terakhir dan tertinggi di Klaten yang jaraknya hanya 3 kilometer. Ini termasuk daerah bahaya, karena jarak amannya 5 kilometer," kata Ganjar.
Meski begitu, relawan, perangkat desa, BPBD dan TNI/Polri semuanya siap. Warga juga siap dievakuasi apabila terjadi peningkatan status. Selain evakuasi warga, tim lanjut Ganjar juga siap melakukan evakuasi pada binatang ternak milik warga. Berbagai persiapan termasuk moda transportasi sudah standby.
"Warga luar biasa, sudah punya kebiasaan dalam beradaptasi dengan kondisi. Kalau tahun 2010 lalu ada pengalaman agak sulit diajak ngungsi, sekarang kesadarannya sudah muncul. Ini bagus, karena edukasinya terus menerus. Dengan cara ini, relatif kalau terjadi sesuatu evakuasinya lebih gampang termasuk ternak yang menjadi rojobrononya," katanya.
Dengan status merapi naik menjadi siaga, maka saat ini lanjut Ganjar tugas pemerintah adalah sisi pengamanan masyarakat dan kewilayahan. Ia berharap tidak terjadi erupsi besar, namun jika terjadi, semuanya sudah siap.
Untuk tempat pengungsian, di Desa Balerante ini Ganjar melihat persiapan sudah matang. Gedung kecamatan dan sekolah telah disiapkan untuk menampung pengungsi jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Pengungsian sudah kami siapkan, tapi belum dipakai karena masih mengikuti perkembangannya. Intinya kami sudah siapkan. pungkasnya.