Kamis, 11 September 2025

Budidaya Anggur, Pria Ini Sudah ''Kawinkan'' Puluhan Varietas Pohon Anggur dari Sejumlah Negara

Fariz yang banting setir dari seorang wartawan dan akhirnya dijuluki ''penghulu anggur'' ini, melihat ceruk bisnis yang bisa diisi selama pandemi. 

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Sanusi
ist
Fariz Nurhuda alias Fariz Fetroza sudah setahun ini menekuni budidaya pohon anggur.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Fariz Nurhuda alias Fariz Fetroza sudah setahun ini menekuni budidaya pohon anggur. 

Fariz yang banting setir dari seorang wartawan dan akhirnya dijuluki ''penghulu anggur'' ini, melihat ceruk bisnis yang bisa diisi selama pandemi. 

Pria asal Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ini telah mengawinkan puluhan varietas pohon anggur asal dari sejumlah negara di dunia.

Baca juga: Viral di Medsos, Buah Anggur Langka Lebih Besar dari Telur Ayam, Harganya Capai Jutaan Rupiah

Baca juga: Ini 3 Jenis Buah yang Tidak Boleh Dikonsumsi Penderita Diabetes, Salah Satunya Anggur

Pria kelahiran 7 Juli 1972 ini biasa diundang untuk menyilangkan pohon anggur dari sejumlah daerah.

"Istilah ngawinin itu sebutan petani dan beberapa masyarakat awam yang artinya mengganti jenis anggur lokal dengan varian impor atau lebih tepatnya grafting atau okulasi," kata Fariz kepada Tribunnews, Kamis (3/12/2020).

Pada masa pandemi ini profesi yang digelutinya cukup menjanjikan.

Banyak orang yang memulai hobi baru menanam bunga atau pohon buah-buahan.

Nah untuk menanam pohon anggur ini butuh keahlian khusus agar pohon yang tumbuh nantinya buahnya lebat dan rasanya manis.

"Varian yang gampang di buahkan di Indonesia jenis transfiguration antara lain angelica, ninel, jupiter, carnival dan beberapa jenis lainnya," ujarnya.

Disebutkan, bibit yang beredar di indonesia kebanyakan masih berasal dari Ukraina, jumlahnya sekitar 300-an varian.

Menurutnya, Indonesia sangat prospektif dengan budidaya tanaman anggur, selain pasarnya masih butuh banyak, karena saat ini sebagian besar adalah anggur impor, pohon anggur di Indonesia pun bisa berbuah tiga kali dalam satu tahun.

Untuk skala perkebunan masih sedikit kalau buah anggur di Indonesia masih impor dan belum banyak pebisnis yang masuk di industri perkebunan anggur di Indonesia.

Kini bisnis jasanya mengawinkan pohon anggur pun laris manis.

Dalam beberapa bulan ini ia mondar-mandir di seputaran Jabodetabek untuk melayani para pekebun baru yang akan menanam anggur.

budidaya anggur di bogor
ilustrasi

Selain menjual bibit varietas terbaru yang ia tanam di rumahnya, juga bersedia mengawinkan tanaman lama milik pekebun dengan varietas unggulan.

Fungsi melakukan penyambungan dengan varietas yang lebih baik adalah agar rasa dari anggurnya lebih manis, atau tidak berbiji.

"Tarif sesuai kesepakatan sama pemilik, kalau harga bibit varian lawas usia 2-3 bulan harga mulai Rp 125 ribu kalau varian baru harga Rp 400 ribu sampai Rp 1,5 juta," ujarnya.

Selain membudidayakan bibit anggur, suami dari Nurhalima sendiri sudah mulai membudidayakan buah anggur ini sejak setahun lalu.

"Karena pasar nya masih terbuka untuk tambah penghasilan," ujar ayah empat anak ini.

Fariz yang mantan wartawan ini mengaku anting setir dari pekerja media menjadi pekebun khususnya pembudidaya bibit anggur karena prospeknya cukup menjanjikan.

Bermula dari hobi menyambung tanaman adenium (kamboja jepang) 12 tahun lalu, pada saat tanaman tersebut booming.

Ternyata teknik menyambung pohon anggur hampir sama dengan adenium dan tanaman lainnya dan sekarang ia tergabung dalam grup komunitas anggur Indonesia dan Komunitas Petani Anggur Bogor.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan