Selasa, 9 September 2025

Di Kota Surabaya, Ada Keluarga Rela Gadaikan KTP dan KK Hanya untuk Bisa Makan, Ini Kisahnya

Kisah keluarga rela gadaikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) hanya untuk bisa makan datang dari Kota Surabaya.

Editor: Endra Kurniawan
surya.co.id/nuraini faiq
Ny Santi Marisa, warga Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, bersama anaknya menangis di Fraksi PDIP DPRD mengadukan kondisinya yang menggadaikan apa saja, termasuk KTP demi bisa makan, Senin (15/2/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Kisah keluarga rela gadaikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) hanya untuk bisa makan datang dari Kota Surabaya.

Kondisi ini diketahui dialami oleh Ny Santi Marisa (33) dengan dua anaknya.

Ia merupakan Donorejo, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya.

Sedangkan kisahnya terungkap saat tangis Santi pecah ruangan Fraksi PDIP DPRD Kota Surabaya, Senin (15/2/2021).

Dampak pandemi corona benar-benar menghimpit keluarga pekerja serabutan ini pada situasi sangat sulit.

Baca juga: Remaja 18 Jadi Mucikari, Buat Group FB Pasar Baru Lendir Online Surabaya, Jual Remaja 14 Tahun

Baca juga: Viral Banjir Seperti Air Susu di Sunter, Warga Tak Takut Gatal-Gatal

Betapa tidak , untuk sekadar makan, keluarga Santi harus menggadaikan apa saja yang dia miliki.

"HP saya gadaikan Rp 350.000. KK dan KTP juga," ucap Santi menahan tangis.

Santi harus melakukannya lantaran tidak ada lagi yang bisa buat makan sehari-hari.

Suaminya, Toha Mustofa, biasa bekerja serabutan jadi kuli proyek.

Selama pandemi tidak ada lagi pekerjaan.

Kehadiran Santi di ruang fraksi itu mengejutkan Achmad Hidayat, tenaga ahli Fraksi PDIP.

Achmad yang juga Wakil Sekertaris DPC PDIP Surabaya ini bisa merasakan kesedihan warga yang tiap hari tinggal di Jalan Gresikan, Pacar Kembang, Kecamatan Tambaksari ini.

Baca juga: Fakta-fakta Pelaku Pembakar Orang di Surabaya, Diasingkan dari Keluarga dan Sering Ingin Bunuh Diri

Baca juga: Gaya Kompol Yuni Naik Motor Trail & Ditakuti Pengedar Narkoba, Kondisinya Kini Berbalik 180 Derajat

Sambil menyertakan dua anaknya yang masih usia SD dan TK, Santi tidak henti-hentinya sesenggukan.

Dia mengaku sudah tidak punya apa-apa lagi. HP satu-satunya yang juga untuk media daring sekolah anaknya terpaksa digadaikan untuk makan.

Sudah ada beberapa bulan ini suami Santi tidak lagi bisa menafkahi dirinya bersama dua anaknya.

Halaman
123
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan