Senin, 25 Agustus 2025

Dulu Bergabung dengan Srimulat, Sriyanto Kini Jadi Tukang Servis Jam untuk Menyambung Hidup

Sriyanto dulu pernah bergabung dengan Srimulat. Namun kini ia menyambung hidupnya dengan membuka jasa servis jam.

TribunSolo.com/Azfar Muhammad
Sriyanto mengkal di tempat terbuka di Jalan MT Haryono Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo. 

TRIBUNNEWS.COM - Sriyanto, pria yang kini bekerja sebagai tukang servis jam dan blitz kamera, pernah menjadi orang penting bagi Srimulat.

Ia diketahui pernah bergabung menjadi asisten dekorasi Srimulat.

Untuk menyambung hidupnya, Sriyanto membuka lapak servis jam dan blitz kamera di Jalan MT Haryono, Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

Di depannya terdapat satu meja kecil lengkap dengan sebuah laci lusuh berwarna cokelat bertuliskan 'Servis Jam dan Blits Kamera'.

Sosok ayah 7 anak itu mengaku telah menjadi tukang servis jam dan juga reparasi kamera selama 10 tahun lebih.

Baca juga: POPULER REGIONAL Heboh Video Asusila Sejoli di Hotel Bogor | Penemuan Bangkai Ular Piton di Solo

Baca juga: Ratusan Bidang Tanah Kas Desa di Klaten Diterjang Proyek Tol Yogya-Solo

Dirinya hanya duduk pinggir jalan layaknya pedagang kaki lima di tepi Jalan MT Haryono.

Sriyanto merupakan warga asli Padasan RT 03 RW 08 Mranggen, Polokarto Sukoharjo.

Sebelum terjun ke dunia servis arloji, kamera dan blitz itu, Haryono menceritakan kisah hidupnya sejak masa mudanya.

Ia sampaikan dirinya bahkan hanya lulus sekolah menengah.

"Sekolah saya tidak tamat hanya sampai STM, dan saya tidak memiliki kemampuan apa-apa pada awalnya," aku dia kepada TribunSolo.com, Rabu (17/3/2021).

Ia sampaikan keadaan memaksa dirinya untuk bisa terus bisa bertahan hidup.

"Ya karena kepepet (terjepit) jadi apapun dilakoni," jelasnya.

Dia bahkan rela melintang dari Sukoharjo ke Kota Solo belasan kilometer untuk memulai mencari peruntungannya.

Dulu sebelum berjualan, dia menceritakan merupakan orang yang senang iseng untuk melakukan bongkar pasang barang.

Sriyanto sebelumya pernah bekerja di Pasar Klewer pada tahun 1987.

Baca juga: Polri Klaim Pria yang Ejek Gibran Rakabuming Datang Sendiri ke Polresta Solo Untuk Meminta Maaf

Baca juga: Penemuan Bangkai Ular Piton 3,5 Meter di Belakang Hotel di Solo, Diduga Piaraan Warga yang Kabur

Ia juga sampaikan dirinya pernah bergabung di Srimulat sebagai asisten dekorasi.

Hingga di tahun 1989 ia memutuskan untuk kembali ke Solo, dan menekuni sendiri hobi bongkar pasangnya dan mencoba untuk membuka servis arloji.

"Saya buka di klewer di 89 dulu sama seperti ini (menggunakan meja dan almari kecil yang ia bawa)," jelasnya.

"Terus kebetulan saya jualan depan tukang foto," kata dia membeberkan.

Siapa sangka ketika Sriyanto berjualan di depan toko foto ternyata menjadi peluang bisnis baginya.

"Nah pas jualan di depan tukang foto, ada masa si kameranya ini rusak, jadi kesempatan memperbaikinya," tuturnya.

Dengan demikian, dirinya bisa lebih mengulik kemampuan nya dalam bidang reparasi.

Bahkan saat itu dia hanya memiliki modal beberapa onderdil sehingga bisa memperbaiki kamera.

"Saya cari onderdil dan sparepart nya waktu itu di Pasar Turi Surabaya, Solo tidak ada," ungkap dia.

Ia menceritakan kisahnya, bolak- balik ke Surabaya hingga dirinya memiliki kenalan untuk bisa dititipkan setiap pekannya.

Baca juga: Ada Darah dan Belatung, Truk Terpakir Misterius di Pinggir Jalan Solo-Yogyakarta sejak 4 Hari Lalu

Baca juga: Ejek Gibran Rakabuming Raka, Pria Asal Tegal Dipanggil ke Mapolresta Solo

"Ya gitu terus Mas sampai sekitar tahun 2009-2010," terang dia.

Saat ditanyai terkait kerusakan yang ia temui sejauh ini, memang hanya beberapa spare part dan blitz hanya butuh keahlian saja.

Sekitar tahun 2000an dirinya pindah ke tempat yang sekarang ia duduki.

"Yang penting kerja kaki lima seperti ini kan harus sabar, kalau hujan ya kehujanan, kalau panas ya kepanasan," terang dia.

Meskipun demikian, pada tahun 1992- 2000 adalah menjadi kejayaan bagi dirinya.

Bagaimana tidak dirinya mengatakan dari hanya servis atau revarasi arloji, blitz, dan kamera bisa menghasilkan omset yang luar biasa (pada saat itu).

"Pada tahun itu (1992) pendapatan perhari bisa sampai Rp 450 -500 ribu," aku dia.

"Ya kalo sepi Rp 150 ribu kurang lebih," jelasnya.

Sriyanto ungkapkan pada 2010 mulai agak sepi, tetapi masih ada beberapa pelanggan yang melakukan revarasinya di tempat sederhana sepertinya.

"Dan saat ini hanya tersisa tinggal servis jamnya saja," terang dia.

Baca juga: Terapkan Prokes Ketat, Ratusan Alumni Hadiri Konfercab GMNI Solo Raya

Baca juga: Dua Truk Tabrakan di Tol Solo - Ngawi, Seorang Kernet Tewas

"Pernah sama sekali gak ada pengunjung di lapak servis saya, sekarang paling minim 50 ribu perhari," akunya.

Dirinya menyampaikan bahwa dia tidak menyewa di tempatnya sekarang, tetapi menggunakan motor untuk keliling dan hanya bermodalkan box almari kecil.

Disela pekerjaannya, ia juga menghabiskan waktu luangnya untuk mengisi teka-teki silang koran yang ia beli sebelum mencari nafkah dan mengais rezeki

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Sosok Sriyanto, Mantan Asisten Dekorasi Srimulat, Kini Sambung Hidup Servis Jam dan Blits Kamera

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan