Cerita Janda Muda di Blitar Jual Sabu dengan Layanan Plus-plus, Bingung Hidupi Tiga Anaknya
Seorang janda muda nekat menjual narkotika jenis sabu-sabu dan menawarkan layanan plus-plus.
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
"Kami mengamankan barang 0,5 gram atau senilai Rp 700 ribu, dari si perempuan itu. Barang itu disembunyikan di tas kecil, yang dicangklongnya. Sepertinya, ia mau transaksi namun keburu kami endus," kata AKBP Leonard M Sinambela, Kapolres Blitar.
Menurutnya, penangkapan janda muda ini berawal dari petugas mengembangkan kasus sebelumnya.
Yakni, sebelumnya petugas mengamankan seseorang dan mengaku mendapatkan barang dari NL. Akhirnya, petugas mencari siapa NL itu.
Setelah diketahui identitasnya, akhirnya petugas mencarinya. Namun ia jarang di rumah karena lebih sering berada di Tulungagung.
Sebab, ia bekerja di sebuah warung kopi sehingga jarang pulang.
Entah kenapa, ia sampai terjerus dengan menyambi berjualan sabu-sabu, itu yang masih dikembangkan petugas
"Kami masih mengembangkan siapa jaringan atau pemasoknya. Sebab, ia tak mungkin main sendiri, namun jadi jaringan pengedar," ungkapnya.
Namun, menurut pengakuannya, ia mengaku nekat jadi penjual SS karena kepepet, sebagai single parent, dengan menghidupi tiga anaknya. Makanya, ia sampai terjerumus seperti itu.
Baca juga: Dua Kali Menjanda, Perempuan Ini Minta Ibu Carikan Pria Hidung Belang, Pasang Tarif Rp 400 Ribu
Bahkan, ia juga tak menampik tudingan kalau dirinya bisa dipakai saat menjual sabu-sabu, Yang pentingnya, si pria hidung belang itu mau beli sabu-sabu, ia siap memberikan bonus.
Yang penting, harga yang dimintanya itu disepakati oleh si pria hidung belang itu.
"Ya, buat tambahan karena saya itu ngopeni (membesarkan) tiga anak.
Dari mana, biayanya, wong saya ini single parent dan hanya bekerja sebagai pelayan di warung kopi (di Tulungagung)," akunya sambil matanya sembab.
Dari penjualan sabu-sabu itu, ia sebenarnya sadar kalau keuntungannya tak seberapa dibandingkan dengan risikonya.
Betapa tidak, misalnya, ia berhasil memasarkan sabu-sabu seberat 0,5 gram. Itu hanya mendapatkan keuntungan Rp 200 ribu.
Sebab, harga kulakan Rp 500 ribu dan akan dijual kembali dengan harga Rp 700 ribu.
"Saya menyesal kalau sudah begini karena saya akhirnya jadi berpisah dengan anak-anak saya," pungkasnya.
(Surya.co.id/Imam Taufiq)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Cerita Janda Muda Blitar Jual Sabu 'Bonus' Layanan Plus di Warung Tulungagung, Bingung Hidupi 3 Anak