Selasa, 9 September 2025

Gelar Acara Wiwitan sebagai Wujud Syukur, Warga Klaten Makan Bersama di Pinggir Sawah

Warga Klaten menggelar acara wiwitan dengan cara makan di pinggir sawah pada Sabtu, 13 Maret 2021

Editor: Daryono
TikTok @riomaryono https://www.tiktok.com/@riomaryono/video/6939009911632219393
Acara Wiwitan sebagai rasa syukur atas panen raya di Desa Puluhan, Trucuk, Klaten pada Sabtu (13/3/2021) 

Selain sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panennya, tradisi ini digunakan warga sebagai sarana menjalin hubungan silaturahmi.

Baca juga: VIRAL Soto dan Es Teh Harga Rp 1000 di Sragen, Gratis Setiap Jumat, Penjual Sebut Ingin Bersedekah

Menurut kepercayaan warga, tradisi ini dilakukan supaya panen melimpah dan terbebas dari hama.

"Tujuan supaya panen melimpah tidak kena hama atau gagal panen," terang Rio.

Proses wiwitan dilakukan di sawah dan dipimpin oleh tetua di di desa tersebut.

Prosesi diawali dengan panjatan doa, lalu dilanjutkan memotong sebagian padi sebagai tanda padi sudah siap dipanen.

Lantas, tetua perempuan melemparkan padi beserta buah atau makanan ke tengah sawah.

"Jadi ada sebagian padi (diiket bawahnya) dikasih buah-buahan dan makanan lain, setelah didoain makanan tersebut, lalu dilempar ke tengah sawah," jelas Rio.

Baca juga: Viral, Pria Ini Kumpulkan 300 Ribu Tiket Wahana Bermain dalam Setahun, Pas Ditukar Dapat 1 Buah HP

Setelah acara doa selesai, makanan yang sebelumnya telah ikut didoakan tersebut dibagikan kepada warga sekitar yang datang mengikuti acara.

Dijelaskan Rio, makanan tersebut disediakan dari hasil iuran atau kas warga setempat.

Selain itu, biasanya yang memiliki sawah juga menyediakan tambahan makanan untuk warga.

"(Iuran) dari kas ada, dari yang punya sawah juga buat makanan sendiri," ujar Rio.

Makanan tersebut di antaranya nasi, ayam kampung (ingkung), sayur gudhangan (urap), telur asin, rambak kulit, buah pisang-jeruk hingga jajan pasar (snack makanan tradisional).

Biasanya makanan tersebut dibungkus dengan daun pisang atau daun jati.

Namun pada acara wiwitan di Desa Puluhan ini, warga memilih menggunakan kertas bungkus.

Rio mengatakan selepas acara tersebut biasanya diadakan pertunjukan wayang kulit di malam hari.

Namun karena pandemi Covid-19, pertunjukan wayang kulit sementara ditiadakan.

"Sebelum pandemi, setelah syukuran, malam hari diadakan pertunjukan wayang kulit."

"Karena ada pandemi covid-19, sementara wayang kulit ditiadakan," tambah Rio.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan