Liputan Khusus
Ratusan Desa di Lampung Blankspot, Aparat dan Warga Gusar
Di era digitalisasi ini, di mana kebutuhan internet mutlak, ternyata ratusan desa di Lampung blankspot. Warga, pelajar dan aparat sulit beraktivitas.
Editor:
cecep burdansyah
Satu lagi keluhan Kodim adalah anaknya yang masih sekolah harus 'mengungsi' ke RK 2 yang memiliki jaringan internet mendingan.
"Zaman 'kan udah nggak kayak dulu lagi. Untuk kerja, jaringan internet itu wajib. Harapan saya, desa ini bisa ada sinyal bagus supaya anak bisa lancar belajar (daring) dan orang yang kerja juga bisa lancar," ujarnya.
Kepala Desa Tri Karya Mulya, Fathur Rohman, merasakan kesulitan berkomunikasi secara virtual dengan Pemkab Mesuji.
"Zoom meeting susah, kami sering ketinggalan. Kadang nggak bisa ikut," keluhnya.
Rohman juga kesulitan berkomunikasi meskipun sebatas WA. Ia sering keluar dari desanya untuk mencari sinyal.
"Apalagi di rumah, sulit sekali buat WA," ujarnya seraya berharap masalah jaringan telekomunikasi dan internet segera diatasi.
Diamkan di Jendela
Di Lampung Barat, jaringan telekomunikasi dan internet yang lemah, bahkan tidak ada, misalnya di Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit.
Tepatnya di wilayah Pemangku I yang bisa dijangkau melalui jalan lintas Liwa-Krui sekiar 15 menit atau 8 km dari Kota Liwa.
Wilayah yang dikelilingi hutan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) ini relatif sepi dari aktivitas warga.
Hilir mudik kendaraan pun terbilang jarang. Tiba di Pemangku I, jaringan pada ponsel pintar tidak ada sama sekali. Jangankan FB, IG, WA, apalagi YouTube, untuk menelpon saja sangat sulit.
Ketika pindah ke titik lain sekira 500 meter dari lokasi sebelumnya, tetap saja tidak ada jaringan.
Teguh, warga setempat, mengungkapkan warga biasanya mendiamkan ponsel di tempat tertentu untuk memperoleh sinyal.
"Ya di jendela misalnya. Biasanya ada tempat-tempat tertentu yang ada sinyal, walaupun nggak banyak," ucapnya, Jumat.
Teguh merasa aktivitas sehari-hari terganggu karena tiadanya jaringan pada ponsel.