Virus Corona
Sultan HB X Buka Opsi Lockdown, Sebut Pemangku Kebijakan di Daerah Lelah hingga Tanggapan DPRD DIY
Sri Sultan HB X menjelaskan, para pemangku kebijakan di tingkat Kabupaten/Kota sudah berbicara terkait karantina di masing-masing wilayah
Editor:
Eko Sutriyanto
Ia meminta masyarakat maupun pemangku kebijakan harus kompak dalam menghentikan penularan Covid-19 di DIY.
"Situasi seperti ini kita tidak perlu menyalahkan siapapun, justru saat seperti ini kita harus kompak untuk melawan Covid-19," tegas Nuryadi.
Dukungan lockdown juga muncul dari Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana yang setuju apabila ada kebijakan lockdwon di wilayah DIY.
"Intinya jika muncul kebijakan itu, kami juga sependapat. Karena kondisi sekarang memang sudah luar biasa," jelasnya.
Huda menegaskan, rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY sudah penuh, begitu pun dengan shelter untuk isolasi mandiri.
"Kalau tidak ada tindakan tegas, saya khawatir Yogya bisa lumpuh. Saya kira opsi lockdown dipertimbangkan dan dikaji, nanti pak Gubernur akan memutuskan itu," tegas Anggota Fraksi PKS itu.
Baca juga: Kata Sri Sultan soal Harga Pecel Lele Mahal di Kawasan Malioboro yang Viral: Belum Tentu Laku Lagi
Meski setuju dengan kebijakan itu, Huda turut mempertimbangkan dampak ekonomi apabila kebijakan itu betul-betul diterapkan.
"Memang harus dipertimbangkan betul. Karena ekonomi juga harus berjalan," ujarnya.
Anggota Komisi A Stevanus Handoko juga mengutarakan hal yang sama terkait opsi kebijakan lockdown di wilayah DIY.
Pria yang akrab disapa Steve itu menjelaskan, jika memang peningkatan kasus harian Covid-19 sangat signifikan, pilihan untuk lockdown mungkin bisa dilakukan.
"Tetapi harus secara cermat sesuai dengan persebaran dan lokasinya," ujarnya.
Beberapa hari lalu, lanjut Steve, dirinya telah meminta Pemda DIY untuk mengimplementasikan penggunaan data milik operator telekomunikasi dalam proses penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19.
Menurutnya, data yang mendekati real time dimiliki oleh operator telekomunikasi yaitu data LAC-ID ( Location Area Code ID ) yang melekat pada Smartphone/Handphone.
"Dengan begitu, data pergerakan masyarakat bisa terpantau secara cermat sehingga pencegahannya juga secara ilmiah dapat lebih akurat bukan sekedar data sekunder atau hasil survey pendataan manual," pungkasnya.
Sudah 51 Ribu Warga DIY Positif Corona, 1.342 orang meninggal