Senin, 18 Agustus 2025

POPULER Regional: Profil Dokter Forensik Tangani Kasus Pembunuhan Subang | Pemuda Rudapaksa Bocah

Berita populer regional, profil Sumy Hastry dokter forensik tangani kasus Pembunuhan Subang hingga Pemuda kepergok rudapaksa bocah 11 tahun.

Editor: Miftah
TribunJakarta Bima Putra/TribunJabar Dwiky Maulana Vellayati
Kombes Pol Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti (kiri) dan proses autopsi ulang korban pembunuhan di Subang (kanan). 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut berita populer regional dalam 24 jam terakhir.

Profil Sumy Hastry, Polwan pertama yang jadi dokter forensik, saat ini menangani kasus pembunuhan di Subang.

Lalu, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef dan Yoris berusaha perbaiki hubungan setelah sempat saling tuding.

Kemudian, Tim BKSDA NTB mengambil sampel ke bangkai paus kepa melon untuk mengetahui penyebab kematian mamalia laut tersebut.

Selanjutnya, autopsi ulang jasad ibu dan anak di Subang disebut akan menjadi petunjuk untuk mengungkap pelaku.

Berita lain, pemuda di Pidie digelandang warga setelah kepergok merudapaksa bocah 11 tahun.

Baca juga: 4 Warga yang Hilang di Luwu Sulsel Ditemukan Tak Bernyawa Tertimbun Material Longsor

Baca juga: Mobil Wisatawan Terperosok di Pusuk Sembalun Lombok Tengah Sedalam 30 Meter, Satu Orang Tewas

Dihimpun Tribunnews.com, Selasa (5/10/2021), berikut lima berita populer regional selama 24 jam terakhir:

1. PROFIL Sumy Hastry, Polwan Pertama yang Jadi Dokter Forensik, Kini Tangani Kasus Pembunuhan Subang

Hingga kini polisi masih belum mengungkapkan siapa pelaku pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (24), yang ditemukan tewas di bagasi mobil Alphard, pada 18 Agustus 2021 lalu.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi A Chaniago, mengungkapkan polisi sudah menemukan petunjuk baru terkait penyebab kematian Tuti dan Amalia.

Oleh karena itu, polisi memutuskan untuk melakukan autopsi ulang pada korban yang merupakan ibu dan anak ini, Sabtu (2/10/2021).

Selanjutnya, hasil autopsi akan disesuaikan bukti dan petunjuk yang telah didapatkan polisi.

Hasil autopsi ulang ini akan mengungkapkan apakah Tuti dan Amalia sempat memberikan perlawanan atau tidak kepada pelaku.

Salah satu anggota Polri yang ikut melakukan proses autopsi ulang jenazah Tuti dan Amalia ini adalah Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Sempat Saling Tuding Usai Pembunuhan Tuti dan Amalia, Yosef dan Yoris Berusaha Perbaiki Hubungan

Hubungan Yosef (55) dan anak sulungnya Yoris (34) sepat memanas pasca pembunuhan keluarga mereka, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Keduanya sempat saling curiga bahkan menuding sebagai orang yang patut dicurigai dalam kasus ini.

Kini mereka berusaha untuk memperbaiki hubungan keduanya.

Yoris (34) dan Yosef (55) dikabarkan akan melangsungkan pertemuan.

Seperti diketahui, Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) ditemukan dalam keadaan jadi mayat di dalam mobil Alphard di rumahnya, Dusun Ciseuti, Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Yoris mengatakan, ia sudah merencanakan pertemuan dengan ayahnya yakni Yosef pada Senin (4/10/2021) siang.

Di akui Yoris, hubungan ia bersama Yosef memang sempat tidak harmonis pasca keduanya saling memberikan tuduhan selama proses penyidikan terkait dengan meninggalnya dari Tuti dan Amalia.

Namun, sampai dengan Senin sore, pertemuan dari keduanya batal, sebab, Yosef tidak hadir dengan alasan sedang ada agenda lain.

BACA SELENGKAPNYA >>>

Baca juga: Fakta-fakta ABG di Palembang Habisi Neneknya, Kesal Tak Diberi Uang Rp5 Ribu untuk Beli Rokok

3. Pastikan Penyebab Kematian, Tim BKSDA NTB Ambil Sampel Isi Perut Bangkai Paus Kepala Melon

Balai Konsevasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB dibantu tim Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) turun mengambil sampel ke bangkai paus kepala melon (Peponocephala electra).

Langkah ini dilakukan untuk menentukan penyebab kematian mamalia laut tersebut, mereka harus melakukan uji laboratorium.

Kepala BKSDA NTB, Joko Iswanto mengatakan, fenomena paus kepala melon yang masih keluarga luma-lumba tersebut baru pertama kali ditemukan.

Sehingga tim BKSDA berkoordinasi dengan tim BPSPL Denpasar, Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) untuk membantu menganalisa lebih lanjut penyebab kematian paus.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Polisi : Autopsi Ulang akan Jadi Petunjuk untuk Ungkap Pelaku

Hingga saat ini, polisi masih mencoba memecahkan teka-teki siapa pelaku perampasan nyawa ibu dan anak di Subang, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Jenazah Tuti dan Amalia dilakukan otopsi ulang yang dilakukan Sabtu 2 Oktober 2021, oleh tim gabungan dari Mabes Polri, Polda Jabar dan Polres Subang.

Menurut Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Erdi A Chaniago, hasil dari autopsi ulang itu nantinya akan menjadi petunjuk untuk mengungkap pelaku.

Namun, saat disinggung hasilnya seperti apa, Erdi tidak membeberkannya.

Hasil autopsi itu, kata dia, akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan dan mencari kesesuaian penyebab kematian dengan bukti dan petunjuk baru.

Pun demikian saat ditanya petunjuk dan fakta baru yang telah dikantongi penyidik, Erdi enggan menjelaskan.

BACA SELENGKAPNYA >>>

Baca juga: Nenek di Samosir Dirudapaksa Lalu Dihabisi Tetangganya, Pelaku Terancam 15 Tahun Penjara

5. Kepergok Gagahi Anak Usia 11 Tahun di Semak-semak, Pemuda Pidie Aceh Diringkus dan Digelandang Warga

Seorang gadis belia yang masih berusia 11 tahun menjadi korban rudapaksa saat baru pulang sekolah.

Korban dicegat pelaku di tengah jalan dan dibujuk mencari burung dengan iming-iming Rp 10 ribu.

Percaya dengan bujukan pelaku, korban mengikuti predator anak itu ke semak-semak dan perbuatan bejat itu pun terjadi.

Tapi aksi bejat pelaku tersebut dipergoki warga sehingga pemuda itu pun diringkus dan digelandang ke meunasah.

Pemuda berinisial AZ (30) nyaris jadi bulan-bulanan ratusan massa Gampong Kareung, Kecamatan Batee yang mengepung tempat pelaku diamankan, Senin (4/10/2021).

Warga Gampong Mee, Kecamatan Batee, Pidie itu pun dikepung massa lantaran perbuatan biadabnya saat memperkosa anak berusia 11 tahun di semak-semak dipergoki lima warga.

AZ yang berprofesi sebagai petani itu pun berhasil ditangkap lima warga tersebut di lokasi kejadian lalu digelandang warga ke meunasah di gampong setempat.

Namun, saat diamankan warga di meunasah, gelombang massa didominasi wanita datang mengepung pemuda itu.

Puluhan personel polisi bersenjata pun cepat datang guna menjemput pemuda AZ yang dikepung warga Gampong Kareung, Kecamatan Batee.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan