Selasa, 19 Agustus 2025

Kongres Masyarakat Adat Nusantara

Kisah Perempuan Adat Mee Pago Nabire Papua Sukses Sekolahkan Anak-anaknya dari Usaha Merajut Noken

Dari hasil penjualan noken, Meliana mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga dan biaya pendidikan anak-anaknya.

Editor: Dewi Agustina
TribunPapuaBarat.com/Kresensia Kurniawati Mala Pasa
Meliana Badii (56), perempuan adat Mee Pago Nabire saat sedang mengatur noken dari serat kayu hasil rajutan tangannya di sela sidang pleno pertama KMAN VI di Stadion Barnabas Youwe, Jayapura, Papua, pada Kamis (27/10/2022). Dari hasil penjualan noken, Meliana mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga dan biaya pendidikan anak-anaknya. 

Seorang perempuan adat Mee Pago Nabire lainnya bernama Pendeka Dou (45) menambahkan, tantangan terbesar yang dialami setelah selesai merajut noken adalah pemasarannya.

Ketika dijual di pasar tradisional di Nabire, penghasilannya tak seberapa karena sepi pembeli.

Oleh sebab itu, perempuan adat Mee Pago Nabire, rela merogoh kocek Rp 300 ribu untuk biaya kapal sekali perjalanan, memboyong semua noken rajutan mereka ke Jayapura.

Baca juga: Potret Perjalanan Binmas Noken Satgas Nemangkawi 2018 – 2019 Dibukukan 

"Kalau ada kegiatan besar di Jayapura, tong pasti datang. Karena dari situ tong bisa dapat dua sampai tiga, daripada di kampung yang hanya 50 ribu," jelas Pendeka Dou.

Sehingga, perempuan adat Mee Pago Nabire merasa sangat bersyukur KMAN VI diselenggarakan di wilayah adat Tanah Tabi, Jayapura.

Dengan begitu, perempuan adat Mee Pago Nabire memiliki kesempatan menjual noken rajutan mereka di sela-sela mengikuti KMAN VI.

Sembari memperkenalkan kepada peserta KMAN VI dari Sabang sampai Merauke tentang noken, warisan budaya asli Papua, Indonesia yang telah diakui dunia.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan