Gempa Berpusat di Cianjur
Takut Gempa Susulan, Warga Kampung Margaluyu Cianjur Tidur di Pinggir Rel, Stok Bantuan Menipis
ratusan warga yang mengungsi di pinggir rel kerata api tersebut masih membutuhkan sejumlah bantuan bahan pokok, obat-obatan dan selimut.
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Warga korban gempa di Cianjur, Jawa Barat masih membutuhkan sejumlah bantuan.
Seperti halnya di kawasan Kampung Margaluyu RW 19, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur yang membutuhkan bantuan bahan pokok, obat-obatan dan selimut.
Mereka pun terpaksa tidur di pinggir rel kereta api dengan tenda seadanya, Selasa (22/11/2022).
Baca juga: Data Terbaru Korban Gempa Cianjur: 151 Orang Masih Hilang, 268 Meninggal, 58.362 Warga Mengungsi
Hendi Supyandi (26) warga Kampung Margaluyu, mengungkapkan, ada puluhan KK yang tidur dipinggir rel kereta api, sejak Senin (21/11/2022) kemarin, karena takut dengan gempa susulan.
"Warga gotong royong mendirikan tenda dari terpal seadanya, yang diikat pakai tali plastik ke tiang di pinggir rel kerata," katanya seperti dikutip dari tribunjabar.id, Rabu (23/11/2022).
Menurutnya, warga yang mengungsi dan tidur dipinggir rel kerata api sudah mendapatkan bantuan berupa roti, air mineral. Namun stoknya sudah mulai menipis.
"Baru tadi pagi sama magrib dari warga sekitar, dan PMI juga relawan, tetapi kini stoknya sudah mulai menipis jadi kita masih membutuhkan bantuan bahan pokok," ucapnya.
Baca juga: Belum Tersentuh Bantuan, Pengungsi Gempa di Cianjur Makan Nasi dengan Kerupuk dan Tempe
Selain itu, lanjut dia, saat ini pun membutuhkan bantuan tenda darurat. Karena terpal yang menutupi puluhan pengungsi masih belum layak ditambah kondisi angin berembus kencang.
"Inikan posisinya cuman atasnya saja yang ditutupi terpal, ditambah kondisi sekarang anginnya cukup kencang, banyak juga bayi dan anak di sini," katanya.
Dia menambahkan, hingga saat ini belum ada petugas atau relawan untuk mengarahkan para warga untuk mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Tidur di Pinggir Rel Kereta Api
Puluhan Kepala Keluarga (KK) di Kampung Margaluyu RW 19, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur terpaksa tidur di pinggir rel kereta api dengan tenda seadanya.
Selain itu, ratusan warga yang mengungsi di pinggir rel kerata api tersebut masih membutuhkan sejumlah bantuan bahan pokok, obat-obatan dan selimut.
Baca juga: Ini Alasan Roberth Rouw Tertawa Lihat Kepala BMKG Sembunyi di Bawah Meja saat Gempa Cianjur
Hendi Supyandi (26), warga Kampung Margaluyu, mengungkapkan, ada puluhan KK yang tidur dipinggir rel kereta api, sejak Senin (21/11/2022) kemarin, karena takut dengan gempa susulan.
Menurutnya, warga yang mengungsi dan tidur di pinggir rel kerata api sudah mendapatkan bantuan berupa roti, air mineral. Namun stoknya sudah mulai menipis.
"Baru tadi pagi sama Magrib dari warga sekitar, dan PMI juga relawan, tetapi kini stoknya sudah mulai menipis jadi kami masih membutuhkan bantuan bahan pokok," ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, saat ini pun membutuhkan bantuan tenda darurat. Karena terpal yang menutupi puluhan pengungsi masih belum layak ditambah kondisi angin berhembus kencang.
Baca juga: Gempa di Cianjur, Korps Adhyaksa Kirim Seribu Paket Bantuan
Update Data Dampak Gempa Cianjur: Korban Meninggal 268 Jiwa
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru dampak gempa Cianjur per Selasa (22/11/2022) pukul 17.00 WIB.
Data dari BNPB menyebutkan, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Cianjur bertambah menjadi 268 jiwa.
Dari jumlah 268 korban meninggal dunia, sebanyak 122 korban sudah berhasil diidentifikasi.
"Korban jiwa meninggal dunia ada 268. Dari 268 yang sudah teridentifikasi siapa-siapanya sebanyak 122 jenazah," ujar Kepala BNPB Letjen Suharyanto dalam konferensi pers, Selasa sore.
Baca juga: Mendagri Instruksikan Perbaikan Jalan di Lokasi Gempa Cianjur Dikebut
Suharyanto juga menyebut, jumlah korban hilang akibat gempa Cianjur mencapai 151 orang.
Hingga kini, BNPB dan sejumlah pihak terkait masih terus melakukan pencarian korban hilang.
"Apakah 151 orang ini bagian yang belum teridentifikasi, nanti kami dalami lebih lanjut," kata Suharyanto.
Sementara korban luka-luka mencapai 1.083 orang dan 58.362 warga terpaksa harus mengungsi akibat gempa.
Untuk kerugian material, lanjut Suharyanto, sebanyak 22.198 rumah dinyatakan rusak.
Hampir sebagian besar di antaranya dalam kondisi rusak berat. (Tribunnews.com/TribunJabar.id)