Rabu, 20 Agustus 2025

Gempa Berpusat di Cianjur

Keajaiban Tuhan di Kampung Pasir Sapi, Bayi Selamat Usai Tertimpa Reruntuhan Tembok Rumah

Adah bercerita, saat terjadi gempa sekitar 13.20 WIB dirinya sedang berada di luar rumah bersama suami dan anak pertamanya.

Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Rahmat W Nugraha
Adah Rosidah bersama Shakila Hafsah, bayinya yang selamat dari reruntuhan gempa Cianjur yang terjadi Senin (21/11/2022) lalu. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adah Rosidah (36), ibu rumah tangga warga di Kampung Pasir Sapi, Cianjur, tidak berhenti mengucapkan rasa syukurnya saat mengetahui bayinya selamat ketika terjadi gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) lalu.

Adah bercerita, saat terjadi gempa sekitar 13.20 WIB dirinya sedang berada di luar rumah bersama suami dan anak pertamanya.

"Saya lagi bersih di depan rumah, sedangkan ayahnya bikin galian buat buang sampah," kata Adah kepada Tribunnews.com (25/11/2022).

Pada saat yang sama, bayinya sedang tidur di kamar di dalam rumah. Menjelang gempa terjadi, perasaannya tidak tenang.

"Jadi saya kadang nengok di luar jendela aman nggak. Balik lagi ke depan nyapu. Nggak tenang sih, saya bolak-balik terus," sambungnya.

Saat terjadi gempa pukul 13.20 WIB dia tidak sempat masuk ke kamar untuk membawa keluar bayinya. Dia langsung memeluk anak pertamanya yang saat itu sedang bersamanya di halaman rumah.

"Pas kejadian saya lagi di depan, langsung saya meluk anak yang pertama sama anak tetangga," ungkapnya.

Setelah gempa mereda dia bergegas berteriak memanggil bayinya, Shakila Hafsah.

"Pas udah mendingan keadaannya langsung saya teriak Syakila. Si bapak [suaminya] langsung lari. Pas udah sampai di kamar dedek bayi, si bapak teriak astaghfirullahaladzim. Saya yang dengar, langsung ninggalin dua anak anak yang di depan," tuturnya.

Baca juga: Cuaca Sulitkan Petugas Evakuasi Korban yang Tertimbuh Longsor dan Reruntuhan Bangunan

Adah bercerita saat masuk ke kamar Shakila, dia melihat suaminya sedang menangis. Lalu dia meminta membantu reruntuhan tembok yang menimpa badan Shakila dengan hati-hati.

"Pak, jangan dulu diangkat, pelan-pelan. Takutnya kalau langsung diangkat bagaimana kaki sama tangannya," tuturnya.

Melihat keadaan buah hatinya tertimpa reruntuhan tembok, Adah mengaku sudah pasrah.

Baca juga: Pengungsi Gempa Cianjur Sangat Membutuhkan Selimut dan Bahan Pangan

"Kayak engga ada tenaga gitu pas diangkatin satu-satu. Saya gemeteran hampir mau pingsan. Udahlan ini mah (meninggal)," tambahnya.

Saat coba diangkat, badan dan mata Shakila Hafsah sudah berlumur debu reruntuhan tembok. Matanya terkatup.

Baca juga: Berharap Uluran Bantuan, Ada 300 Jiwa Pengungsi Masih Terisolir di Kaki Gunung Gede

Rumah tempat tinggal Adah dan suami rusak parah. Dia bersyukur bayinya selamat meski berada di bawah reruntuhan rumah.

"Dedek bayinya nggak terbuka matan ya. Pas debu dibersihin, matanya baru kebuka. Bersyukur banget, si dedek selamat," ujarnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan