Rabu, 17 September 2025

Soal Mensos Risma Sujud di Kaki Guru Tunanetra, Alasan hingga Tanggapan Guru

Menteri Sosial Tri Rismaharini sujud di kaki guru tunanetra Sekolah Luar Biasa (SLB) A Padjadjaran, di Balai Wyata Guna, Kota Bandung, Jawa Barat, Sel

Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman
Menteri Sosial Tri Rismaharini sujud di kaki salah satu guru penyandang tunanetra, saat berdebat soal hibah dan perbaikan bangunan sekolah luar biasa (SLB) A Padjadjaran, di Balai Wiyata Guna, Kota Bandung, Selasa (21/2/2023). 

Namun Risma tetap mengatakan tak bisa, hingga akhirnya Risma pun sujud ke salah satu guru tunanetra.

"Saya sujud," ujar Risma sambil membungkuk sujud, ke kaki pengajar itu.

Staf Kementerian Sosial langsung menghampiri dan membangunkan Risma.

Sementara itu, pengajar perempuan tunanetra itu masih terus berbicara.

Komentar Guru SLB A

Menanggapi hal tersebut Pengajar SLB A Padjadjaran, Bandung, Yuniati mengangkap aksi tersebut hanya pencitraan.

"Menurut saya itu pencitraan ya, karena sujudnya tuh gak jelas, terus setelah sujud dia emosi lagi, kalau sujud itu kan harusnya memohon maaf saya akan berusaha gitu, tapi kan tidak ada pernyataan itu, malah habis itu ngomel-ngomel lagi Bu Mensos itu," ujar Yuniati seperti yang diwartakan TribunJabar.id.

Yuniati juga menyayangkan sikap risma yang menanggapi pertanyaan para guru dengan emosi.

Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan bantuan kepada enam penerima manfaat yang saat ini sedang menderita berbagai penyakit berat ataupun langka yang dilakukan di Sentra 'Wyata Guna' Bandung, Selasa (21/2/2023).
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan bantuan kepada enam penerima manfaat yang saat ini sedang menderita berbagai penyakit berat ataupun langka yang dilakukan di Sentra 'Wyata Guna' Bandung, Selasa (21/2/2023). (Istimewa)

Baca juga: Mahasiswa Diajak Bangun Karier Masa Depan di BUMN

"Ketika ditagih beliau emosi, dan ngomong malah ke mana-mana, jadi tidak menggunakan logikanya. Ini (lahannya) kalau belum dihibahkan, kami belum bisa dibangun. Misalnya saat ada dana BOS atau Kementerian Pendidikan yang setiap sekolah kan biasanya ada untuk pembangunan, kami jadi gak bisa membangun," katanya.

Yuniati juga mengatakan, ada perbedaan pendapat antara Risma dan pengajar sekolah.

Pengajar sekolah ingin lahan tersebut hanya dipakai untuk mengembangkan fasilitas sekolah.

Sementara Risma menginginkan lahan dipakai untuk pendidikan dan area bekerja para penyandang disabilitas.

"Yang benar kan harusnya pendidikan dulu baru lahan kerja, iya gak? Harusnya dibuka jalur pendidikan dulu dan program pendidikan dulu baru membicarakan lahan kerja. Nah, beliau malah kebalik malah mempertahankan lahan kerja," ucapnya.

(Tribunnews.com, Renald)(TribunJabar.id, Nazmi Abdurahman)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan