Jumat, 3 Oktober 2025

Dukun Sadis di Banjarnegara

Sosok Pasutri asal Lampung Korban Dukun Mbah Slamet di Mata Tetangga: Dikenal Baik dan Religius

Berikut sosok Pasangan suami istri yang jadi korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet. Dikenal baik dan religius oleh tetangga.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Suci BangunDS
Kolase Tribunnews.com: Dok keluarga via Kompas dan Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya
(KIRI) Tetangga menunjukkan peci hasil pasutri perajin tapis di Pesawaran Lampung yang tewas dibunuh Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara, Jawa Tengah dan (KANAN) Foto Irsad (43) dan Wahyu Triningsih (40) semasa masih hidup. Berikut sosok pasutri korban Mbah Slamet di mata tetangga. 

Identitas keduanya dikenali lewat proses autopsi terhadap korban.

Hasil tersebut, diperkuat dengan keterangan anak Irsad dan Triningsih yang memastikan baju di lokasi kejadian merupakan milik korban.

Jenazah kedua korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.

Kepala Desa Tanjung Rejo, Sanjaya mengabarkan, Irsad dan Triningsih tiba di rumah duka pada Sabtu (8/4/2023) sekira pukul 03.00 WIB.

“Satu peti untuk jenazah Irsad dan satu peti untuk Wahyu Triningsih,” ungkapnya, dikutip dari TribunLampung.co.id

Kedatangan peti jenazah disambut tangis oleh keluarga korban.

Baca juga: Populer Regional: Viral Unggahan Diduga Korban Mbah Slamet - Satu Anggota KKB Papua Ditangkap

Bacaan surat Yasin kemudian berkumandang tidak lama setelahnya.

Para tetangga juga terlihat mendatangi rumah duka untuk melawat.

Rencananya, Irsad dan Triningsih akan dimakamkan pagi ini.

Dua liang lahat sudah disiapkan sebagai peristirahat terakhir pasutri ini.

“Untuk dikubur secara bersama dan berdampingan pada dua liang kubur,” tambah Sanjaya.

Minta Mbah Slamet dihukum mati

Nurul Hidayah, Kuasa Hukum korban minta Mbah Slamet dihukum mati.
Nurul Hidayah, Kuasa Hukum korban minta Mbah Slamet dihukum mati. (Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Keluarga korban lewat kuasa hukumnya, Nurul Hidayah meminta Mbah Slamet diganjar dengan hukuman terberat.

Bahkan, pihak keluarga meminta penegak hukum bisa menjatuhi hukuman mati.

“Sehingga kami meminta kepada pihak polisi untuk menetapkan hukum yang sesuai atas perbuatan yang pelaku lakukan," tegas Nurul, dikutip dari Tribunpesawaran.com.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved