Sabtu, 16 Agustus 2025

41 Warga Sragen Keracunan Rendang di Acara Hajatan, Temukan Daging Sudah Menghitam

Sebanyak 41 orang warga Sragen, Jawa Tengah, diduga keracunan rendang saat mengkonsumsinya di acara hajatan yang diselenggarakan warga di Sragen.

Editor: Choirul Arifin
Tribun Solo/Septiana
Yatno, pemilik hajatan di Dukuh Tanjang, Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, Jumat (12/5/2023). 

Sampel olahan daging sapi dari tempat hajatan di Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, telah diambil Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen dan selanjutnya diuji di Labkesda Kabupaten Sragen, sementara rendang daging sapi akan diuji di Labkesda Jawa Tengah.

Kepala Puskesmas Gondang, Dedi Ari Saputro mengatakan, kebanyakan warga merasakan mual, diare, dan ada yang mengalami muntah.

Namun korban tidak ada yang mengalami kondisi serius sehingga tidak ada yang dirawat diopname. "Untuk saat ini, relatif terkendali, tidak ada keluhan yang berlebihan. Tidak ada masyarakat yang harus sampai dirawat inap," ujarnya kepada Tribun Solo, Jumat (12/5/2023).

Kini kondisi pasien juga sudah mulai membaik, hanya satu dua warga yang masih datang ke posko kesehatan untuk meminta obat.

Baca juga: Diduga Keracunan Gas, Tiga Tenaga Kerja Asing di Kalimantan Selatan Meninggal Dunia

Terdapat beberapa ciri daging sapi yang terkontaminasi bakteri Escherichia Coli (E.Coli) di mana bakteri tersebut menyebabkan total 304 warga Sambirejo, Sragen, mengalami keracunan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Udayanti Proborini menerangkan, saat mengambil sampel, daging sapi yang sudah diolah menjadi terik tersebut berwarna biru.

"Kemarin sampel yang kita ambil, daging sapinya ada yang berwarna biru, rasanya dan baunya juga berbeda," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (9/5/2023).

Selain itu, menurut kesaksian korban yang ditemui TribunSolo.com beberapa waktu lalu, tekstur daging sapi cenderung lebih lembek.

Terik daging sapi juga terasa kecut atau masam dan beraroma tidak seperti biasanya. Ada warga yang mengatakan daging sapi ada yang sudah berwarna hitam.

Menurut Udayanti, proses distribusi daging sapi dari tempat penyembelihan hewan ke rumah yang punya hajat, bisa jadi faktor menempelnya bakteri E. Coli tersebut.

"Bisa saja, saat proses transportasi bakteri sudah menimbulkan reaksi pada daging, sehingga (berkembang biak) saat dimasak tidak sempurna," jelasnya.

Untuk itu, Udayanti mengingatkan warga untuk tidak memakan makanan yang warna, aroma, dan tekstur yang sudah berubah. "Kalau rasa-rasanya tektur, warna, aroma tidak biasa, ya jangan dimakan."

"Ketika mendapatkan makanan atau beli makanan, kalau bisa dihabiskan saat itu juga," imbaunya.

Udayanti juga mengingatkan akan pentingnya menjaga sanitasi dan higienitas saat mengolah bahan makanan. Selain itu daging sapi harus diolah dengan baik dan benar-benar matang.

Sumber: Tribun Solo

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan