Kamis, 4 September 2025

Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya

Pengakuan Eks Pengurus Sebut di Ponpes Al Zaytun Ada Gerakan untuk Mendirikan Negara

Untuk perekrutan, menggunakan sugesti-sugesti agama, tapi polanya mirip multi level marketing

Editor: Eko Sutriyanto
Tribuncirebon.com/Handika Rahman
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu (18/6/2023) 

Ia bahkan menyebut jika ada pilihan harus menyelamatkan nyawa orang tua atau harta orang tua, dijemaah di doktrin untuk lebih memilih menyelamatkan hartanya dahulu.

"Ini bahaya sekali," ucap dia.

Di sisi lain, NII Crisis Center sendiri sudah banyak menerima laporan soal praktek tersebut, jumlahnya kata dia sudah puluhan ribu.

"Dan terakhir yang paling banyak dan sudah kembali ke NKRI seperti di sumbar itu ada 1.150 eks NII yang kini sudah kembali," ujar dia.

Gerakan Makar 

Ken Setiawan menyebut praktek yang dilakukan Ponpes Al Zaytun Indramayu adalah gerakan makar yakni melakukan gerakan politik untuk mendirikan negara di dalam negara.

Pemerintah pun diminta untuk cepat bertindak karena jika dibiarkan pergerakan tersebut akan membahayakan keutuhan negara.

"Sejatinya ini adalah gerakan makar NII," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Menurut Ken Setiawan, MUI dan Kemenag sebenarnya sudah mengetahui perihal gerakan tersebut.

Baca juga: Ridwan Kamil Perintahkan Wagub Jabar Kumpulkan Ratusan Kiai Terkait Polemik Ponpes Al-Zaytun

Kedua lembaga itu bahkan disampaikan Ken Setiawan sudah melakukan penelitian yang sejak lama.

Ia pun meminta kepada MUI dan Kemenag untuk membuka hasil penelitian tersebut kepada publik sehingga fatwa untuk NII dan Al Zaytun segera dikeluarkan.

"Ini sudah sangat membahayakan," ujar dia.

NII di sana mengkolaborasikan ajaran Islam bugis dan kelembagaan kerasulan.

Dari awal terbentuk, lanjut dia, Ponpes setempat memang sudah mengajarkan makar dan kebencian namun dipermukaan mereka seolah-olah toleran.

"Dia menggabungkan beberapa agama menjadi satu lalu menggunakan logika akal," ujar dia.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan