Minggu, 24 Agustus 2025

Inses Ayah Anak di Banyumas

Sosok Bambang Diduga Pembisik R Bunuh 7 Bayi Hasil Inses dengan Anaknya di Banyumas, Didalami Polisi

Polisi saat ini tengah mendalami sosok Bambang, yang diduga jadi pembisik Rudi bunuh 7 bayi hasil inses dengan anaknya.

KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR ZAIN
Penemuan kerangka bayi di Banyumas, Jawa Tengah, yang ternyata adalah hasil inses ayah dan anak (kiri). Rudi (57), pelaku inses dan pembunuhan bayi (kanan). Polisi saat ini tengah mendalami Bambang, sosok yang diduga jadi pembisik Rudi bunuh 7 bayi hasil inses dengan anaknya. 

Polisi yang kemudian menyisir lahan tersebut, menemukan kerangka bayi kedua pada Selasa (20/6/2023), lalu kerangka ketiga dan keempat pada Rabu (21/6/2023).

Kerangka-kerangka bayi itu ditemukan dalam keadaan terbungkus kain dan tengkoraknya utuh.

Tak berselang lama, polisi langsung mengamankan Rudi pada Sabtu (24/6/2023).

Baca juga: Penemuan 7 Kerangka Bayi di Banyumas, Pelaku Lakukan Hubungan Inses dengan Anaknya sejak 2013

Hubungan Inses Ayah dan Anak Sudah Berlangsung sejak Lama

Tim Inafis Satreskrim Polresta Banyumas saat melakukan penggalian di lokasi penemuan dugaan kerangka bayi korban aborsi di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Kamis (22/6/2023).
Tim Inafis Satreskrim Polresta Banyumas saat melakukan penggalian di lokasi penemuan dugaan kerangka bayi korban aborsi di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Kamis (22/6/2023). (TribunJateng/Permata Putra Sejati)

Hubungan inses antara Rudi dan E diketahui sudah berlangsung sejak 12 tahun lalu.

E pertama kali hamil hasil hubungan inses saat usianya masih 14 tahun.

Akibat melakukan hubungan terlarang, kata warga setempat, Rudi dan E diusir dari Kelurahan Tanjung.

"(Bayi) itu hasil hubungan sama bapak kandungnya, 12 tahun lalu."

"Makanya sempat diusir sama warga, sehingga ibu E sempat pindah-pindah kontrakan," ungkap warga yang enggan disebut namanya.

Menurut pengakuan Rudi, ada tujuh bayi yang dibunuhnya dalam kurun waktu 2013 hingga 2021.

Bayi-bayi malang itu dibekap hingga meninggal dunia, lalu dikuburkan.

"Penguburan mulai 2013 sampai 2021, total pengakuan ada tujuh," kata Kompol Agus Supriadi, masih dikutip dari Kompas.com.

"Setelah melahirkan dibekap mulutnya dengan kain sampai meninggal dunia, kemudian dikuburkan," tambahnya.

Namun, tiga dari tujuh kerangka bayi itu masih dalam pencarian.

Polisi telah menurunkan anjing pelacak untuk mencari tiga kerangka itu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan