Rabu, 3 September 2025

Seekor Sapi Mati di Gunungkidul, Pihak Terkait sebut Belum Tentu Terjangkit Antraks

Satu ekor sapi yang dilaporkan mati tersebut berada di Pedukuhan Pucangsari, Kalurahan Candirejo, Semanu, Gunungkidul.

freepik
Ilustrasi sapi - Satu ekor sapi yang dilaporkan mati tersebut berada di Pedukuhan Pucangsari, Kalurahan Candirejo, Semanu, Gunungkidul. 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah ramai diberitakan adanya temuan kasus Antraks di Gunungkidul, DI Yogyakarta beberapa waktu yang lalu, kini kembali ditemukan ternak sapi yang mati.

Satu ekor sapi yang dilaporkan mati tersebut berada di Pedukuhan Pucangsari, Kalurahan Candirejo, Semanu, Gunungkidul.

Kematian sapi tersebut dilaporkan warga pada Jumat (6/7/2023) lalu.

Meski begitu, pihak terkait mengatakan, kematian sapi tersebut belum tentu karena Antraks.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul , Retno Widyastuti tak menampik ada sapi yang mati.

"Tapi tidak semua ternak yang mati karena antraks," kata Retno, Minggu (9/7/2023).

Baca juga: Maruf Amin Minta Kawasan Gunungkidul Diisolasi Agar Kasus Antraks tidak Menyebar ke Daerah Lain

Menurutnya, lokasi sapi mati ini jauh dari Padukuhan Jati yang kini menjadi zona merah antraks.

Jarak antara dua padukuhan ini sekitar 10 kilometer (km).

Retno juga mengungkapkan sapi tersebut sudah diketahui dalam kondisi sakit, dan sempat disuntik 2 kali oleh petugas kesehatan hewan (keswan).

Matinya pun juga tidak mendadak.

"Sampelnya tetap kami ambil untuk pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.

Retno mengatakan bangkai sapi tersebut sudah dikuburkan.

Prosesnya mendapatkan pengawasan ketat dari tim DPKH Gunungkidul didampingi tim Puskeswan setempat.

Saat ini, pihaknya tengah menunggu hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta terbaru dari sampel tanah di Jati, Gunungkidul.

Sampel tersebut diambil pada Kamis (5/7/2023) lalu.

Baca juga: Penetapan Status KLB Antraks Masih Tunggu Keputusan Bupati Gunungkidul

Jika nanti masih positif antraks, maka lokasi sampel tanah diambil akan disiram dengan cairan formalin.

Jika sudah negatif, maka lokasinya akan disemen agar lebih aman.

"Pemeriksaan akan terus kami lakukan sampai tanahnya negatif spora antraks ," jelas Retno.

DPKH Gunungkidul mencatat ada 6 sapi dan 6 kambing mati di Padukuhan Jati selama November 2022 hingga Juni 2023.

Ke-12 ternak ini dinyatakan positif antraks .

Kepala DPKH Gunungkidul , Wibawanti Wulandari pergerakan ternak dari Jati sampai sekarang masih dibatasi.

Begitu juga pergerakan di semua pasar hewan.

"Semua hewan sebelum masuk pasar wajib desinfeksi dan diperiksa, guna memastikan tidak ada penyebaran antraks ," kata Wibawanti.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Ada Ternak Mati Lagi di Semanu, DPKH Gunungkidul Sebut Belum Tentu Antraks

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan