Sabtu, 16 Agustus 2025

Pria Dibunuh Ayah dan Kakaknya lalu Dilaporkan Bunuh Diri, Pelaku: Anak Saya Sudah Melewati Batas

Pria di Bandar Lampung tewas ditangan ayah dan kakaknya lalu dilaporkan bunuh diri. Pelaku menyebut, korban kerap mengamuk.

Kompas.com, Tribunbandarlampung.com/Bayu Saputra
Ilustrasi korban tewas (kiri). SR dan TR (kanan) pelaku pembunuhan anggota keluarga di Bandar Lampung, kini pelaku telah ditangkap. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang ayah berinisial SR (61) dan anaknya, TR (34), diamankan jajaran Polresta Bandar Lampung.

Ayah dan anak itu ditangkap karena membunuh anggota keluarganya.

Korban berinisial S (31), yang merupakan anak dari SR atau adik dari pelaku TR.

Pembunuhan itu terjadi di Jalan Pekon Ampai, Kelurahan Keteguhan, Kecamatan Telukbetung Timur, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Minggu (23/7/2023).

Setelah menghabisi nyawa korban, kedua pelaku melaporkan kematian S karena bunuh diri.

Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Ino Harianto, membenarkan kejadian tersebut.

Baca juga: Ayah dan Anak di Lampung Bunuh Anggota Keluarga, Awalnya Korban Disebut Bunuh Diri oleh Pelaku

"Dua pelaku pembunuhan tersebut, yakni ayah korban yakni SR dan kakak korban TR," ujarnya, dilansir Tribunbandarlampung.com.

Ino menyebut, kasus pembunuhan ini terungkap dari informasi yang menyebut S tewas karena bunuh diri.

"Jadi berawal dari informasi adanya informasi bunuh diri tersebut, kemudian petugas inafis dan petugas Polsek Telukbetung Timur datang ke lokasi," tambahnya.

Pihak kepolisian yang mendapat laporan lantas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dari olah TKP itu, ditemukan sejumlah barang bukti yang mengarah bahwa kematian korban bukan karena bunuh diri.

Dari situ, polisi melakukan penyelidikan hingga terungkap bahwa korban dihabisi oleh ayah dan kakaknya.

Korban disebut alami depresi

Dikutip dari Tribubandarlampung.com, korban disebut mengalami gangguan kejiwaan.

"Informasi yang kami gali bahwa korban ini ada kelainan jiwa dengan depresi yang berbeda-beda," kata Ino.

Sebelum pembunuhan terjadi, kata Ino, korban sempat marah-marah dengan membawa sebilah pisau.

Aparat Polresta Bandar Lampung berhasil mengamankan ayah dan anak pelaku pembunuhan terhadap keluarganya sendiri. Dua pelaku pembunuhan tersebut yakni ayah korban yakni SR (61) dan kakak korban TR (34).
Aparat Polresta Bandar Lampung berhasil mengamankan ayah dan anak pelaku pembunuhan terhadap keluarganya sendiri. Dua pelaku pembunuhan tersebut yakni ayah korban yakni SR (61) dan kakak korban TR (34). (Tribun Lampung / Bayu Saputra)

Saat itu, TR mencoba menenangkan adiknya, tapi korban tidak bisa tenang dan malah menyerang TR.

"Melihat kedua anak laki-lakinya ini ribut dan ayah korban ini berusaha melerai."

"Tetapi sebelum melerai, ayahnya atau pelaku mengambil sebilah pisau yang diselipkan di pinggangnya," ungkap Ino.

SR juga sempat membujuk anaknya itu, namun tak dihiraukan oleh korban.

Bahkan, Ino melanjutkan, korban juga menyerang SR.

"Pada saat itu, kakak korban lalu masuk lagi untuk melakukan serangan balik," terangnya.

SR pun masih berupaya melerai kedua anaknya yang saat itu saling serang.

"Pelaku SR ini melakukan perlawanan dan awalnya korban ini akan ditusuk dadanya oleh ayahnya dan tetapi ditepis korban," bebernya.

Ino menyebut, korban dipegang oleh kakaknya, lalu sang ayah menusuk di bagian leher korban hingga meninggal dunia.

Ino menambahkan, soal informasi yang menyebut bahwa korban mengalami depresi, pihaknya akan mendalami lebih lanjut.

Begitu juga terkait motif pembunuhan.

Baca juga: Viral Bocah di Lampung Tengah Minta Ayahnya Ditangkap karena Kabur usai Bunuh Ibunya 7 Tahun Lalu

Pengakuan SR

SR mengaku nekat menghabisi nyawa anaknya karena perbuatan korban yang dinilai melewati batas.

Ia mengaku, pernah dipukul oleh korban menggunakan bata.

Tak hanya itu, SR juga mengaku pernah ditendang oleh korban berulang kali.

"Anak saya ini sudah melewati batas dan saya pernah dipukul juga dengan memakai bata, hingga ditendang beberapa kali," ucapnya.

SR menyebut, anaknya sebenarnya tidak sakit.

Namun, setiap kali mengonsumsi sabu, perilaku korban menjadi hilang kendali.

"Kalau sakit sudah lima tahun, tapi sebenarnya anak saya tidak sakit, hanya setelah memakai sabu-sabu dia mengamuk," terangnya.

Masih dikatakan SR, korban juga kerap mengamuk ibunya dan tetangga.

"Tetangga saya juga sering diamuk, kalau anak saya ini anak kedua dan tidak bekerja," ucapnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Tribunbandarlampung.com/Bayu Saputra)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan