Sabtu, 23 Agustus 2025

Update Evakuasi 8 Penambang Hari ke-7, Debit Air Naik Lagi hingga akan Dilakukan Tabur Bunga

Inilah kabar terbaru soal proses evakuasi delapan penambang yang terjebak di lubang galian tambang emas Desa Pancurendang, Banyumas

Kolase Tribunnews.com
Foto tambang di Banyumas hingga polisi menetapkan tersangka dalam insiden 8 penambang emas yang terjebak. Berikut update perkembangan selengkapnya per Minggu (30/7/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Inilah update terbaru soal proses evakuasi delapan penambang yang terjebak di lubang galian tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (1/8/2023).

Diketahui, hari ini merupakan hari ketujuh proses evakuasi terhadap delapan korban.

Tim SAR gabungan hingga hari ketujuh juga masih berfokus pada penyedotan air.

Namun, hari ini justru debit air kembali naik.

Hal tersebut dilaporkan oleh Kepala Kantor SAR Cilacap, Adah Sudarsa.

Mengutip TribunBanyumas.com, Adah mengatakan, debit air makin tinggi meski pompa air telah diaktifkan sejak Senin (31/7/2023).

Baca juga: 8 Penambang Belum Ditemukan, Operasi Pencarian Dihentikan, Prasasti Dipasang di Lubang Tambang

"Pompa sudah kami operasionalkan selama 24 jam tapi air bukannya berkurang malah bertambah, naik terus."

"Di dalam itu, lubang semakin menyempit, bisa letter S jadi tidak sesederhana seperti tangga," jelasnya di lokasi evakuasi, Selasa pagi.

Sebelumnya, air sempat turun hingga 14 meter di bibir lubang galian, namun hari ini kembali naik jadi 12 meter.

Peluang Hidup Minim

Ahli Forensik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Zaenuri Hidayat mengatakan, para korban bisa saja masih bertahan hidup apabila ada celah untuk aliran oksigen dari luar.

Ia juga menuturkan, potensi kematian korban adalah karena kelaparan.

"Apakah saat tertimbun masih ada celah yang cukup adanya aliran oksigen dari luar,"

"Tentunya kalau ini yang terjadi, kematian bukan karena kekurangan oksigen, tapi karena kelaparan,"

"Kalau ini yang terjadi, maksimal bertahan hidup sampai 1 minggu," ujarnya.

Mengutip TribunJateng.com, Zaenuri mengatakan, jika tak ada suplai oksigen, maka peluang hidup korban tergantung pada cadangan oksigen yang tersisa serta luas area korban terjebak.

"Kalau tidak ada suplai oksigen dari luar, tentu semua tergantung cadangan oksigen yg tersisa di ruang tertutup tersebut," imbuhnya.

Selain itu, luas tempat korban terjebak juga menentukan para korban dalam bertahan hidup.

"Kalau sangat sempit, apalagi dihuni 8 korban, dalam hitungan menit atau jam bisa saja menimbulkan kematian," katanya.

Apel persiapan tim dari Basarnas Special Group (BSG) yang didatangkan untuk membantu evakuasi 8 pekerja tambang di Banyumas yang saat ini masih terjebak di lubang galian, Sabtu (29/7/2023).
Apel persiapan tim dari Basarnas Special Group (BSG) yang didatangkan untuk membantu evakuasi 8 pekerja tambang di Banyumas yang saat ini masih terjebak di lubang galian, Sabtu (29/7/2023). (Basarnas Pos SAR Cilacap)

Baca juga: Bupati Banyumas Sebut Tambang Ilegal Harus Ditutup Total, akan Dirapatkan dengan Pihak Terkait

Penutupan Evakuasi

Adah Sudarsa menambahkan, di hari terakhir proses evakuasi ini, apapun hasilnya, operasi SAR akan ditutup sekitar pukul 14.30 WIB.

Mengutip TribunBanyumas.com, penutupan akan ditandai dengan tabur bunga serta pemasangan prasasti yang berisikan nama-nama korban.

Prasasti tersebut nantinya akan dipasang di depan Lubang Bogor, tempat korban terjebak.

Berikut ini data korban penambang yang terjebak dalam penambangan di Banyumas:

1. Cecep Suriyana (29) asal Desa Cisarua RT 2 RW 8 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

2. Rama Abd Rohman (38) asal Desa Cisarua RT 2 RW 5, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

3. Ajat (29) asal Desa Kiarasari RT 1 RW 06 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

4. Mad Kholis (32) asal Desa Kiarapandak Rt 02 RW 7 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

5. Marmumin (32) asal Desa Kiarasari RT 2 Rw 6 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor

6. Muhidin (44) asal Desa Kiarasari RT 1 RW 4 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

7. Jumadi (33) asal Desa Cisarua RT 1 RW 8 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

8. Mulyadi (40) asal Desa Kiarasari RT 2 RW 6 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

(Tribunnews.com, Renald)(TribunBanyumas.com, Permata Putra Sejati)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan