Rabu, 20 Agustus 2025

Minder Karena Ketahuan Tidak Bisa Baca, Siswa SMP Negeri di Pangandaran Ini Putuskan Keluar Sekolah

29 siswa-siswi SMP Negeri 1 Mangunjaya ternyata belum bisa baca tulis. Mereka bahkan ada yang duduk di kelas IX dan siap-siap kelulusan.

Editor: Erik S
freepik
Ilustrasi anak-anak membaca - Satu siswa SMP Negeri 1 Mangunjaya, Kecamatan Mangunjaya, Pangandaran, Jawa Barat, memilih keluar sekolah karen tidak bisa. 

Dalam program literasi ini, kata Dian, siswa yang sudah pandai membaca diwajibkan ikut kegiatan pembiasaan membaca 15 menit.

Baca juga: Sempat Lambat Baca Tulis, Mahasiswi UNY Lulus dengan IPK 3,93 dan Berprestasi

Namun, bagi siswa yang belum bisa membaca serta menulis, diwajibkan ikut pelajaran tambahan membaca dan menulis.

"Satu guru membimbing dua orang [yang belum bisa membaca dan menulis," ujarnya.

"Saya harap dengan program literasi sekolah yang akan dilaksanakan ini, siswa-siswi bisa lancar membaca dan menulis. Karena, itu kan keterampilan dasar, modal mereka belajar lebih banyak lagi," ujarnya.

Dian mengaku bingung bagaimana puluhan siswa itu bisa sampai tidak bisa membaca.

Ia mempertanyakan bagaimana mereka  waktu bersekolah di tingkat SD.

"Kalau kurang guru kayaknya enggak. Saya juga enggak tahu itu bagaimana waktu sekolah di SD-nya,” ujarnya.

Dian mengatakan, untuk para siswa baru, ketika masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) SMP, mereka membuat tes yang intinya untuk melihat apakah anak itu bisa menulis atau membaca. 

“Nah, hasilnya ya begitu (tidak bisa membaca dan menulis). Kami juga enggak tahu di SD-nya itu seperti apa."

"Kami menerima sudah seperti itu," ujarnya.

Dian mengatakan, dulu, untuk  masuk sekolah ke jenjang berikutnya dilihat dari NEM.

"Tapi, kalau sekarang secara zonasi bisa diterima, secara kuota sekolah juga memadai, yang akhirnya kan harus kami terima anak tersebut untuk bersekolah,” ujarnya.

Diketahui 29 siswa tersebut sebagian besar pelajar laki-laki.

11 siswa adalah kelas VII, 16 siswa dari kelas VIII dan dua siswa dari kelas IX.

Dian mengatakan, salah satu penyebab para siswa itu belum bisa membaca karena proses belajar-mengajar di bangku sekolah dasar tidak efektif saat pandemi Covid-19.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan