Rabu, 20 Agustus 2025

Sosok Guru SMP di Lamongan yang Botaki 19 Siswi Tak Pakai Ciput, Sudah Minta Maaf, Tak Boleh Ngajar

EN, guru di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur botaki belasan siswi kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) N 1 Sukodadi.

Editor: Nuryanti
tribunsumsel.com/khoiril
Ilustrasi guru - EN, guru di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur botaki belasan siswi kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) N 1 Sukodadi. - Berikut sosoknya 

TRIBUNNEWS.COM - EN, guru di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur botaki belasan siswi kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) N 1 Sukodadi.

19 siswi dibotaki oleh EN menggunakan pisau cukur elektrik pada Rabu (23/8/2023).

Adapun alasan pembotakan itu lantaran belasan siswi tersebut tidak mengenakan dalaman kerudung atau ciput.

Lantas siapakah sosok EN?

Dilansir Kompas.com, EN merupakan guru mata pelajaran bahasa Inggris.

Ia sudah lama menjadi guru di sekolah tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Munif Syarif menyayangkan kejadian tersebut.

Menurut Munif, seharusnya yang menindak para siswi tersebut bukanlah EN, melainkan guru bimbingan konseling (BK).

Buntut dari aksinya itu, EN mendapat sanksi berupa tak boleh lagi mengajar di SMPN 1 Sukodadi.

"Kita sudah tarik dan stafkan di Diknas, tidak lagi mengajar," ujar Munif, Selasa (29/8/2023), dilansir TribunJatim.com.

Dikatakan Munif, untuk sementara EN menjadi staf di Dinas Pendidikan (Diknas) Lamongan.

Hal itu dilakukan dalam rangka pembinaan.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Sukodadi, Harto mengaku tak mengetahui sampai kapan sanksi tersebut akan diberlakukan terhadap EN.

"Tidak tahu sampai kapannya, hanya yang kami tahu itu ditarik ke dinas untuk pembinaan," katanya.

Kronologi kejadian

Harto menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (23/8/2023) saat siswa hendak pulang.

Baca juga: Potong Rambut 19 Siswi hingga Botak, Guru SMP di Lamongan Disanksi Tak Boleh Mengajar

Insiden pembotakan itu dipicu lantaran belasan siswi tak menggunakan ciput.

Hasto mengungkapkan, EN mengaku sering mengingatkan para siswi untuk mengenakan ciput.

Namun, sejumlah siswi saat itu diduga tidak mengenakannya.

EN lantas memanggil mereka yang ketika itu hendak pulang, dikutip dari Kompas.com.

Menurut pengakuan EN pada Harto, ada sekitar 19 siswi yang saat itu dibotaki.

"Entah terlalu sayang atau seperti apa, kemudian Bu EN melakukan itu (pembotakan)."

"Hanya saja pakai alat (cukur) yang elektrik, makanya ada yang rambutnya kena banyak," jelasnya.

Berakhir damai

Atas kejadian itu, para siswi kemudian menceritakan kejadian yang dialaminya ke orang tua mereka.

Orang tua siswi pun tak terima dengan kejadian tersebut.

SMPN 1 Sukodadi, Lamongan
Mediasi yang dilaksanakan usai insiden siswi dibotaki di SMPN 1 Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur.

Pihak sekolah kemudian menggelar mediasi, sehari setelah kejadian atau tepatnya pada Kamis (24/8/2023).

Sebelum itu, EN didampingi kepala sekolah juga sempat mendatangi rumah sejumlah siswi untuk meminta maaf.

Dikatakan Harto, dalam mediasi itu semua pihak sepakat untuk berdamai.

"Sudah damai melalui mediasi pada tanggal 24 Agustus kemarin, orang tua siswi menyadari perilaku anaknya"

"Serta apa yang telah dilakukan Bu EN dan mereka semua (para orang tua) menerima."

"Tadi pembelajaran di sekolah juga sudah berlangsung normal seperti biasa, malah ada yang jadi petugas upacara," ungkap Harto, Senin (28/8/2023).

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJatim.com/Hanif Manshuri, Kompas.com/Hamzah Arfah)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan