Minggu, 10 Agustus 2025

Jabatan Kepala Daerah

Hassanudin Jadi Pj Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi: Hassanudin yang Mana Ini?

Sambil berkelakar, Edy Rahmayadi mengatakan, Hassanudin akan semakin takut padanya.

Editor: Erik S
Tribunnews.com/ reza deni
Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi menanggapi terkait Mantan Pangdam I Bukit Barisan, Hassanudin yang ditunjuk sebagai Penjabat Gubernur Sumut menggantikan dirinya. 

Akhirnya, adik ibunya yang paling bontot meminta Hassanudin untuk tinggal bersamanya. Dia pun ikut, kebetulan pamannya ini adalah seorang polisi.

“Beliau bilang, kamu ikut saya saja sekolah. Akhirnya saya mau dan beliau menyekolahkan saya, saya sekolah di SMA,” ujarnya.

Saat itu, Hassanudin tak lagi menjadi pedagang asongan. Dia fokus sekolah dan hidup berdua dengan pamannya tersebut.

Setelah lulus, Mayjen Hassanudin kembali dihadapkan dilema besar, waknya kembali meminta Hassanudin melanjutkan kuliah ke D1 PGSD (pendidikan guru).

“Saya turuti, saya masuk dan lulus. Namun setelah kuliah, saya pikir tidak mungkin melanjutkan ini,” kisahnya.

Cita-cita Hassanudin sejak kecil yang ingin menjadi tentara kembali bergejolak dalam batinnya.

Saat itulah, Hassanudin yang baru saja duduk di bangku kuliah memilih untuk mengakhiri studinya sebagai calon guru dan memantapkan niatnya untuk mengikuti seleksi Akademi Militer.

“Karena sejak kecil saya bercita-cita jadi TNI. Melihat sosok TNI itu saya sangat tertarik,” ungkapnya.

Hassanudin pun menyampaikan hal itu kepada ibu, wak, dan pamannya. Singkat cerita ia meninggalkan Palembang dan merantau ke Jawa untuk ikut tes Akademi Militer.

“Itu pertama kali saya ke Jawa, mungkin kalau tidak ikut seleksi TNI, saya tidak pernah keluar dari kampung,” katanya.

Pendek cerita, Hassanudin muda pun lulus dan diterima sebagai salah satu calon prajurit TNI. Dia lulus Akademi Militer kecabangan Artleri Pertahanan Udara.

“Saya tidak pernah terbayang itu, benar-benar tidak bisa saya ungkapkan kebahagian saat itu,” ungkap Pangdam IM ini.

Hassanuddin pun mengikuti pendidikan. Saat akan dilantik, Hassanudin menceritakan kisah saat dirinya melapor kepada komandan bahwa ibunya tidak akan datang pada pelantikan.

“Saya lapor, saya anggap ibu saya tidak akan datang, uang tidak ada. Kami semua ada enam, jadi kami dikelompokkan bersama prajurit yang orang tuanya tidak akan datang hari itu,” urainya.

Hassanudin tak sanggup menahan haru saat melihat teman-teman yang lain didatangi orang tuanya, dipeluk bangga dengan berbagai ucapan selamat dari sanak famili.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan