Senin, 1 September 2025

Anaknya Divaksin, Orang Tua Murid SD di Ambon Ngamuk hingga Aniaya Guru, Yayasan Bawa ke Ranah Hukum

Orang tua murid SD di Ambon mengamuk karena anaknya diberikan vaksin Rubella. Seorang guru pun jadi korban penganiayaan

Istimewa
Orang tua murid ngamuk di sebuah SD di Jl Raya Pattimura, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Rabu (27/9/2023). 

"Saya turun ke bawah mau menjelaskan saya sudah kasi informasi di WA Grup tapi tidak ditanggapi saya masih marah-marah terus,” kata Toisutta saat dikonfirmasi, Jumat.

Sementara, ibu dari murid tersebut menarik baju guru dan mendorong guru hingga terbentur ke pintu masuk ruang kepala sekolah.

“Tiba-tiba suara semakin keras, semakin mengamuk, semakin menjadi-jadi maka muncullah istrinya lalu membanting helm lalu menyerang saya."

"Saya coba untuk menenangkannya untuk menjelaskannya. (Setelah dianiaya) lalu saya terbentur terkena tembok pintu mau masuk ke ruangan Kepala Sekolah," jelasnya.

Ilustrasi Vaksinasi Rubella
Ilustrasi Vaksinasi Rubella (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Baca juga: Campak dan Rubella Berbahaya, Simak Cara Pencegahannya Agar Tak Berakibat Fatal

Orang Tua Murid Dilaporkan

Sekretaris Yayasan Pendidikan Katolik Keuskupan Ambonia, John Dumatubun, memastikan pihaknya akan melaporkan hal tersebut ke pihak berwajib.

“Ibu sudah visum kemarin, sesuai prosedur kepolisian. Laporan polisi sudah Rabu, jadi anjuran dari SPKT bikin pengaduan lalu pengaduan sudah dibuat dengan narasi lengkap kronologinya lengkap ditujukan ke Reskrim dan tembusan ke pihak terkait nanti diserahkan senin,” kata Dumatubun, Sabtu (30/9/2023).

Mengutip TribunAmbon.com, rencananya, pihaknya akan mendampingi korban hari ini, Senin (2/10/2023).

Ia pun menyayangkan kejadian tersebut terjadi di sekolah.

Hal tersebut pun membuat para murid mengalami trauma.

Ia mengatakan, permasalahan ini bisa dibicarakan dengan baik-baik.

“Prinsipnya kami menyesali tindakan ini terjadi. Seharusnya, ibu datang baik-baik dan bicara. Kalau memang ada kesalahan prosedural itu bicara baik-baik, bukan tindakan seperti kemarin itu," ujar dia.

"Itu bukan tindakan seorang Ibu, apalagi yang kami sesali suaminya seorang polisi apalagi bidang Propam lagi tidak bisa memberikan edukasi yang baik kepada ibu, malah melakukan perbuatan tidak menyenangkan yang kekerasan fisik bahkan sampai ancaman, ini tidak benar,” tambahnya.

Selain itu, pihaknya telah memaafkan aksi orang tua murid tersebut.

Namun, pihak yayasan dan Keuskupan akan mengawal kasus ini hingga selesai.

“Saya pastikan Yayasan dan Keuskupan akan kawal ini sampai tuntas, dan jika dalam proses ini ada kesalahan oleh Guru kita juga akan proses. Tapi, dua tindakan Ibu dan Bapak tadi kita akan proses sesuai aturan hukum yang berlaku,” tegasnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan