Kasus Bocah Tewas usai Divonis Mati Batang Otak, Pihak RS Menangis Minta Maaf: Tak Ada Niat Apa pun
Tangis pihak RS Kartika Husada saat meminta maaf kepada keluarga A (7), bocah yang meninggal dunia setelah didiagnosa mati batang otak.
Penulis:
Jayanti TriUtami
Editor:
Pravitri Retno W
Menurut Nidya, kondisi A kala itu tidak memungkinkan untuk dirujuk ke rumah sakit lain.
Pihak rumah sakit, lanjut dia, juga telah melakukan rapat khusus untuk membahas penanganan A.
Saat pihak rumah sakit sudah menemukan titik terang penanganan, A dinyatakan meninggal dunia.
"Akomodasi sudah stand by, konsultasi dengan konsultan medis sudah terjadwal, tapi kondisi adik BA semakin menurun dan semakin jauh dari harapan, pada hari Senin kemarin adik BA tidak bisa bertahan," ucap Nidya.
Risiko Tindakan Operasi Amandel
Masih dalam kesempatan yang sama, Nidya menyebut pihak rumah sakit telah memberikan informasi terkait risiko operasi amandel yang dijalani A.
Termasuk, risiko mati batang otak yang akhirnya dialami oleh bocah 7 tahun tersebut.
"Tindakan medis itu kan sudah diinfo, pasti ada risikonya," ujar Nidya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Selasa (3/10/2023).
"Setiap risiko itu berbeda setiap penyakit, dari risiko terkecil sampai terbesar sudah dijelaskan ke keluarga pasien."
"Sebelum dilakukan operasi sudah diberitahu, sudah ada risiko itu," imbuhnya.
Baca juga: RS Disebut Tak Beri Penjelasan Pasti Soal Sebab Anak A Alami Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel
Menurut Nidya, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya mati batang otak yang dialami A.
"Kita enggak tahu, badan setiap orang kan berbeda. Kita enggak tahu kondisi medis si anak sebelumnya, reaksi si anak ini bisa berbeda," tandasnya.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.