Kamis, 21 Agustus 2025

Antar UMKM Naik Kelas, Pemprov Jateng Beri Pendampingan Usaha, Pelatihan hingga Kesempatan Ekspor

Pelaku UMKM di Kota Solo dan Kabupaten Karanganyar merasakan manfaat positif dari sejumlah program Pemprov Jateng untuk membuat UMKM naik kelas.

Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS/WAHYU GILANG PUTRANTO
Tiga pelaku UMKM dari bidang craft atau kerajinan, yaitu Lintang Kejora Solo, Setyo Handmade Solo, dan Adi Sutaryo Craft Karanganyar. 

Manfaat lain dirasakan pelaku UMKM Adi Sutaryo Craft yang berasal dari Tawangmangu, Karanganyar.

Produk Adi Sutaryo Craft berupa perabotan yang terbuat dari kayu pinus hingga limbah kayu jati. Mulai dari peralatan dapur, tempat tisu, hiasan dinding, tempat air mineral, hingga dipan dan set meja kursi.

Usaha ini dirintis pada tahun 2015 dan digawangi oleh Adi Sutaryo dan sang kakak, Siswo.

UMKM Perajin Kayu Pinus di Tawangmangu
Siswo, pelaku UMKM kerajinan berbahan kayu pinus dari Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.  (TRIBUNNEWS/Wahyu Gilang Putranto)

Siswo menceritakan, pada Juli 2023 lalu produknya termasuk dalam program UMKM Jateng Go International.

Sebanyak 380 produk dari 28 UMKM dilepas oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk diekspor ke Prancis, 7 Juli 2023. 

Pengiriman produk ke Prancis ini merupakan hasil kerjasama Bank Indonesia, Bank Jateng, dan agregator dari Prancis, Fairindo, beserta Pemprov Jateng dan Pemkot Solo.

Pengiriman produk UMKM yang tergabung dalam Kerabat UMKM Solo Raya (Kersa) ini merupakan hasil kerjasama Pemkot Solo, Pemprov Jateng bersama Bank Indonesia, Bank Jateng, dan agregator dari Perancis, Fairindo.
Pengiriman produk UMKM yang tergabung dalam Kerabat UMKM Solo Raya (Kersa) ini merupakan hasil kerjasama Pemkot Solo, Pemprov Jateng bersama Bank Indonesia, Bank Jateng, dan agregator dari Perancis, Fairindo. (Dok IST)

"Yang ikut dikirim ke Prancis ada lima macam produk. Ada tempat tisu, tempat pisau, tatakan gelas, dan nampan," ujar Siswo kepada Tribunnews, Rabu (18/10/2023).

Siswo mengatakan produk-produknya akan sampai di Prancis pada bulan Oktober ini.

"Kabarnya perjalanan kapal tiga bulan, bulan ini sampai di Prancis, kami masih menunggu informasi dari sana," ungkapnya.

Siswo menyebut ini adalah kesempatan pertama ia ekspor dengan menggunakan identitas sendiri.

"Sebelumnya produk kami sudah sering dibawa ke luar negeri, tapi dengan bendera orang lain, karena kami belum mampu memenuhi seluruh persyaratan ekspor seperti kuantitasnya," ujar Siswo.

"Dengan adanya ini kami alhamdulillah bisa naik kelas ke ekspor," ungkapnya.

Produk Adi Sutaryo Craft, kerajinan dari kayu pinus asal Tawangmangu, Karanganyar.
Produk Adi Sutaryo Craft, kerajinan dari kayu pinus asal Tawangmangu, Karanganyar. (Tribunnews/Wahyu Gilang Putranto)

Siswo berharap ke depannya Pemprov Jateng semakin masif memberikan pendampingan untuk UMKM.

"Kalau mau mendampingi efek dominonya bagus untuk UMKM, paling tidak dibantu promosi dan diikutkan pameran. Kami berharap usaha ini bisa menjadi pemberdayaan masyarakat, kampung kami bisa jadi kampung pengrajin," ujar Siswo.

Kata Pengamat

Dihubungi terpisah, pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Retno Tanding, menilai UMKM perlu diberikan pendampingan untuk peningkatan usaha.

"Kalau kita bicara UMKM tidak bisa dihindari, mereka membutuhkan peningkatan kapasitas dalam pengelolaan bisnis," ungkap Retno.

Menurutnya, pelaku UMKM membutuhkan peningkatan SDM, strategi pemasaran, dan pengelolaan keuangan.

"Pelaku UMKM bisa membuat produk, tapi mungkin banyak yang tidak tahu pasarnya."

"Kemudian kalau bicara skill mengelola keuangan, kita tidak bisa menutup mata, pelaku UMKM biasanya sulit memisahkan uang usaha dan kebutuhan harian," ujarnya.

Pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Retno Tanding.
Pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Retno Tanding. (Istimewa)

Program-program Pemprov Jateng diharapkan bisa menjadi solusi permasalahan pelaku UMKM.

Lebih lanjut, Retno menilai para pelaku UMKM perlu diberi pelatihan yang terstruktur dan sistematis.

"Peningkatan kapasitas kan beda-beda, saya rasa perlu membedakan target UMKM pemula, UMKM advance, atau UMKM yang sudah berhasil dan akan naik kelas lagi."

"UMKM harus dikelas-kelaskan agar optimal," ungkapnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan