Antar UMKM Naik Kelas, Pemprov Jateng Beri Pendampingan Usaha, Pelatihan hingga Kesempatan Ekspor
Pelaku UMKM di Kota Solo dan Kabupaten Karanganyar merasakan manfaat positif dari sejumlah program Pemprov Jateng untuk membuat UMKM naik kelas.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) membuat pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas telah dirasakan.
Pelaku UMKM mendapat pendampingan peningkatan usaha, kontak dagang, hingga pelatihan digitalisasi pemasaran dan pembuatan konten media sosial.
Tak cuma itu, ada juga pelaku UMKM yang mendapat kesempatan mengekspor produknya hingga Eropa.
Manfaat program-program tersebut dirasakan setidaknya tiga pelaku UMKM dari bidang craft atau kerajinan, yaitu Lintang Kejora Solo, Setyo Handmade Solo, dan Adi Sutaryo Craft Karanganyar.
Dapat Pendampingan Peningkatan Usaha
Pendampingan peningkatan usaha dari Pemprov Jateng dirasakan oleh UMKM asal Kota Solo, Lintang Kejora.
Lintang Kejora merupakan UMKM binaan Pemprov Jateng yang memiliki produk berupa dompet, tas, hingga totebag dengan corak khas batik jumputan asal Solo.
Owner Lintang Kejora, Rina Sulistyaningsih menyebut ia mendapat bimbingan teknis dari Pemerintah Kota Solo yang bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Semarang II di bawah UPTD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng.
"Kami mendapat pendampingan, konseling, hingga bimbingan terkait manajemen dan SDM," ujarnya saat dijumpai di rumah produksi Lintang Kejora, Selasa (17/10/2023).

Baca juga: Bawa 30 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2023, Pertamina Bagi Ilmu Perdagangan Ekspor
Lintang Kejora diberi sejumlah evaluasi untuk meningkatkan usahanya.
"Dirumuskan juga bagaimana untuk peningkatan produktivitas hingga penataan ruang display outlet," ucapnya.
Rina mengatakan kegiatan ini sangat membantu UMKM dan membuka wawasannya.
"Bayangan kami sudah melakukan semua dengan benar, ternyata setelah diberi pendampingan banyak yang perlu dibenahi, banyak yang perlu dirapikan dan ditingkatkan," kata Rina.
Fungsional Instruktur Managemen Produktivitas BLK Semarang II, Eri Sudibyo mengatakan kegiatan bimbingan teknis ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja, produktivitas, dan daya saing usaha para pelaku UMKM.
"Kami mendatangi UMKM, melihat profil hingga melihat permasalahan yang ada," ujar Eri di rumah produksi Lintang Kejora Solo.

Eri mengatakan, ada metode untuk mengevaluasi peningkatan usaha.
"Yaitu melaksanakan 5S yaitu sisih, susun, sasap, sosoh, dan suluh, dengan 5R, ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin."
"Melalui metode ini, bisa diterapkan sebagai teknik paling praktis untuk menunjukkan peningkatan hasil produktivitas melalui visual kontrol," imbuhnya.
UMKM yang mendapatkan kesempatan bimbingan nantinya akan mempresentasikan hasil bimbingan yang telah dilalui.
"Pemprov Jateng sangat mendukung pengembangan UMKM, di Disnakertrans juga menyediakan pemberian penghargaan Siddhakarya di tingkat provinsi, dan di tingkat nasional ada Paramakarya," ungkap Eri.
Baca juga: UMKM di Solo Sulap Limbah Kayu Jati Jadi Produk Kerajinan Kreatif
Kontak Dagang dengan Buyer Dalam dan Luar Negeri
Adapun selain mendapatkan bimbingan peningkatan usaha, Lintang Kejora belum lama ini juga melakukan kontak dagang dengan buyer di Pulau Bali.
Kontak dagang Lintang Kejora ini didapatkan berkat program Dinas Koperasi dan UMKM (Dinkop UMKM) Jateng.
"Sekitar Agustus 2023 lalu, oleh Dinkop Jateng dikontakkan dengan buyer di Bali, ada yang dari dalam negeri dan luar negeri seperti Jepang, Korea, dan Australia," ungkap Rina.

Rina menceritakan, ia berangkat ke Bali untuk presentasi dan membawa sampel produknya.
"Jadi langsung bertemu buyer secara tatap muka, seperti presentasi, kami menawarkan produk dan buyer bisa melihat dan memegang produk," ungkap Rina.
Para buyer dari Pulau Bali antara lain pengelola obyek wisata unggulan Pulau Dewata yang akan membeli produk Lintang Kejora dan dijadikan suvenir.
"Sudah ada perjanjian yang dari Bali, ada yang sudah saya setorkan, ada yang masih produksi," ungkapnya.
Produk-produk tersebut antara lain totebag, dompet, hingga aneka tas.
"Keuntungannya lumayan," ungkap RIna.
Pelatihan Digitalisasi Marketplace hingga Media Sosial
Sementara itu manfaat pelatihan digitalisasi dirasakan oleh UMKM asal Solo lainnya, Setyo Handmade.
Setyo Handmade merupakan UMKM dengan produk kerajinan dari limbah koran bekas.
Produk Setyo Handmade antara lain tatakan gelas, dompet, hingga pernak-pernik seperti gelang dan kalung.
Pemilik Setyo Handmade, Kristanti Nareswari menyebut, ia kerap mengikuti program peningkatan UMKM dan pelatihan yang diselenggarakan Pemprov Jateng.
Belum lama ini, Nares, panggilan akrabnya, mengikuti sejumlah pelatihan UMKM yang diselenggarakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng.
"Waktu bulan Juli 2023 itu ikut pelatihan pembuatan konten media sosial."
"Diajari bagaimana bikin konten TikTok, bagaimana biar konten kita bisa dijangkau banyak penonton," ungkapnya saat dijumpai, Selasa (17/10/2023).

Lalu, Nares juga mengikuti pelatihan penggunaan marketplace.
"Diajari bagaimana efektif meraup profit melalui Shopee, juga pelatihan digitalisasi keuangan," ujarnya.
Nares mengaku mendapat banyak manfaat dari mengikuti sejumlah pelatihan dari Pemprov Jateng.
"Sebelumnya cuma akun TikTok untuk sekadar punya, tapi belum ngonten. Sekarang sudah mulai ngonten, yang penting natural saja untuk menjangkau lebih banyak calon pembeli," ujarnya.
Selain itu, Nares juga mendapat manfaat saat mengikuti program Lapak Ganjar.
"Dampaknya saat itu kita semakin dikenal di Jawa Tengah, mungkin tidak langsung beli, tapi bisa beli besok-besok, yang penting UMKM itu bisa dikenal dulu," ujarnya.

Nares berharap Pemprov Jateng tidak hanya terus memberikan pelatihan, namun juga memperbanyak event agar UMKM bisa menjual produknya.
"Pemasarannya lebih diperbanyak, buat event yang di situ ada spot UMKM berjualan, karena kami juga butuh peningkatan omzet," harapnya.
Berkat semangat dan ketekunan Nares, produk Setyo Handmade kini sudah dipasarkan mulai dari Jakarta Bali, Riau, Batam, Kalimantan, Maluku, dan daerah lainnya.
Setyo Handmade juga berkesempatan mendapat tempat display berjualan di The Royal Surakarta Heritage, hotel bintang lima di Kota Solo.
Kesempatan Ekspor ke Prancis
Manfaat lain dirasakan pelaku UMKM Adi Sutaryo Craft yang berasal dari Tawangmangu, Karanganyar.
Produk Adi Sutaryo Craft berupa perabotan yang terbuat dari kayu pinus hingga limbah kayu jati. Mulai dari peralatan dapur, tempat tisu, hiasan dinding, tempat air mineral, hingga dipan dan set meja kursi.
Usaha ini dirintis pada tahun 2015 dan digawangi oleh Adi Sutaryo dan sang kakak, Siswo.

Siswo menceritakan, pada Juli 2023 lalu produknya termasuk dalam program UMKM Jateng Go International.
Sebanyak 380 produk dari 28 UMKM dilepas oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk diekspor ke Prancis, 7 Juli 2023.
Pengiriman produk ke Prancis ini merupakan hasil kerjasama Bank Indonesia, Bank Jateng, dan agregator dari Prancis, Fairindo, beserta Pemprov Jateng dan Pemkot Solo.

"Yang ikut dikirim ke Prancis ada lima macam produk. Ada tempat tisu, tempat pisau, tatakan gelas, dan nampan," ujar Siswo kepada Tribunnews, Rabu (18/10/2023).
Siswo mengatakan produk-produknya akan sampai di Prancis pada bulan Oktober ini.
"Kabarnya perjalanan kapal tiga bulan, bulan ini sampai di Prancis, kami masih menunggu informasi dari sana," ungkapnya.
Siswo menyebut ini adalah kesempatan pertama ia ekspor dengan menggunakan identitas sendiri.
"Sebelumnya produk kami sudah sering dibawa ke luar negeri, tapi dengan bendera orang lain, karena kami belum mampu memenuhi seluruh persyaratan ekspor seperti kuantitasnya," ujar Siswo.
"Dengan adanya ini kami alhamdulillah bisa naik kelas ke ekspor," ungkapnya.

Siswo berharap ke depannya Pemprov Jateng semakin masif memberikan pendampingan untuk UMKM.
"Kalau mau mendampingi efek dominonya bagus untuk UMKM, paling tidak dibantu promosi dan diikutkan pameran. Kami berharap usaha ini bisa menjadi pemberdayaan masyarakat, kampung kami bisa jadi kampung pengrajin," ujar Siswo.
Kata Pengamat
Dihubungi terpisah, pengamat ekonomi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Retno Tanding, menilai UMKM perlu diberikan pendampingan untuk peningkatan usaha.
"Kalau kita bicara UMKM tidak bisa dihindari, mereka membutuhkan peningkatan kapasitas dalam pengelolaan bisnis," ungkap Retno.
Menurutnya, pelaku UMKM membutuhkan peningkatan SDM, strategi pemasaran, dan pengelolaan keuangan.
"Pelaku UMKM bisa membuat produk, tapi mungkin banyak yang tidak tahu pasarnya."
"Kemudian kalau bicara skill mengelola keuangan, kita tidak bisa menutup mata, pelaku UMKM biasanya sulit memisahkan uang usaha dan kebutuhan harian," ujarnya.

Program-program Pemprov Jateng diharapkan bisa menjadi solusi permasalahan pelaku UMKM.
Lebih lanjut, Retno menilai para pelaku UMKM perlu diberi pelatihan yang terstruktur dan sistematis.
"Peningkatan kapasitas kan beda-beda, saya rasa perlu membedakan target UMKM pemula, UMKM advance, atau UMKM yang sudah berhasil dan akan naik kelas lagi."
"UMKM harus dikelas-kelaskan agar optimal," ungkapnya. (*)
Sumber: TribunSolo.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
4 Fakta Tiga Mantan Kader PDIP Solo Gabung PSI, Semuanya Eks Anggota DPRD |
![]() |
---|
Tingkatkan Daya Saing, Mendagri Minta Pemda Dukung Sertifikasi Halal bagi UMKM |
![]() |
---|
Sosok 3 Eks Kader PDIP Solo yang Resmi Gabung PSI, Siap Isi Struktur Pengurus |
![]() |
---|
Berkat Rumah BUMN Binaan BRI, UMKM Pemilik Pempek Sukses Go Digital dan Raup Omzet Menggiurkan |
![]() |
---|
Update Klasemen Super League: Persib Bandung dan Persis Solo Saling Tempel di Papan Atas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.