Sabtu, 27 September 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Markas KKB Pimpinan Elkius Kobak di Kali Ei & Kali Brasa Yahukimo Diduduki Satgas Damai Cartenz

Anggota KKB kelompok Elkius Kobak yang berada di Kali Ei dan Kali Brasa Yahukimo tersebut berhasil lolos dari sergapan.

Editor: Dewi Agustina
Tribun-Papua.com/Istimewa
Kontak tembak prajurit TNI dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Eromaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah pada Jumat (20/10/2023) sore menewaskan seorang anggota KKB. Satgas Ops Damai Cartenz-2023 berhasil menduduki markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Elkius Kobak di Kali Ei dan Kali Brasa Kabupaten Yahukimo, Sabtu (4/11/2023). 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela

TRIBUNNEWS.COM, TIMIKA - Satgas Ops Damai Cartenz-2023 berhasil menduduki markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Elkius Kobak di Kali Ei dan Kali Brasa Kabupaten Yahukimo, Sabtu (4/11/2023).

"Ya benar, kami telah berhasil lakukan operasi gabungan di Yahukimo sejak Senin (30/10/2023) dan hari ini, Sabtu (4/11/2023) tim telah berhasil menduduki 2 Markas KKB pimpinan Elkius Kobak yaitu Markas Kali Ei dan Markas Kali Brasa," kata Kepala Operasi Damai Cartenz-2023, Kombes Pol Faizal Ramadhani kepada Tribun-Papua.com.

Baca juga: Aparat Gabungan TNI-Polri Temukan 6 Jenazah Pendulang Emas di Seredala pasca Penembakan KKB

Namun sayangnya anggota KKB kelompok Elkius Kobak yang berada di Kali Ei dan Kali Brasa Yahukimo tersebut berhasil lolos dari sergapan.

"Saat ini kedua markas telah diduduki dan hancurkan serta sejumlah barang bukti berhasil disita dari markas tersebut," ungkap Faizal.

Sementara Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2023, AKBP Bayu Suseno menjelaskan, terdapat sejumlah barang bukti berhasil disita dari kedua markas KKB tersebut.

Barang bukti yang disita antara lain solar sel 4 unit, mesin genset 6 unit, senjata tajam berupa parang, panah dan jubi, 2 buah HT, 2 unit senapan angin, dan 1 stel pakaian loreng khas KKB.

"Terdapat juga barang bukti berupa suntikan dan beberapa botol ampul serta sejumlah obat-obatan diduga hasil merampas dari tenaga kesehatan di Puskesmas Amuma Yahukimo yang beberapa waktu yang lalu dianiaya KKB saat sedang bertugas di sana," jelas Bayu.

"Pertimbangan posisi markas berada diantara dua ketinggian sehingga tidak memungkinkan untuk membawa seluruh barang bukti, maka sebagian barang bukti langsung kami musnahkan di lokasi," katanya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Lagi, 6 Jenazah Penambang Emas di Yahukimo Korban KKB Ditemukan

Satgas Damai Cartenz 2023 akan terus melakukan upaya penegakan hukum terhadap KKB yang berada di sekitar kota Dekai Yahukimo.

"Kami akan terus lakukan pengejaran dan akan kami hancurkan markas KKB lainnya yang berada di sekitar kota Dekai Yahukimo," tandas Bayu.

Sementara itu, Waka Ops Damai Cartenz-2023, Kombespol Ardiansyah Daulay juga menambahkan upaya penegakan hukum terhadap markas KKB pimpinan Elkius Kobak di Kali Ei dan Kali Brasa.

Aparat gabungan TNI-Polri tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz-2023 berhasil menduduki markas kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Elkius Kobak di Kali Ei dan Kali Brasa Kabupaten Yahukimo, Sabtu (4/11/2023).
Aparat gabungan TNI-Polri tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz-2023 berhasil menduduki markas kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Elkius Kobak di Kali Ei dan Kali Brasa Kabupaten Yahukimo, Sabtu (4/11/2023). (Tribun-Papua.com/Istimewa)

"Kami telah menduduki markas KKB dari kelompok Elkius Kobak di Kali Ei dan Kali Brasa Yahukimo. Ini merupakan wujud hadirnya negara di Yahukimo agar situasi kamtibmas dapat terwujud dengan baik," tuturnya.

Aparat gabungan TNI-Polri Ops Damai Cartenz dan Polres Yahukimo serta Kodim 1715 Yahukimo dan Satgas Marinir Yonif 7 Yahukimo akan terus melakukan upaya penegakan hukum terhadap markas KKB lainnya yang berada di pinggiran kota Dekai Yahukimo.

"Kami akan terus melakukan pengejaran dan penegakan hukum terhadap KKB di kabupaten Yahukimo yang selama ini kerap melakukan tindak kekerasan terhadap masyarakat di Kabupaten Yahukimo," tandas Daulay.

Baca juga: Aparat Gabungan TNI-Polri Temukan 6 Jenazah Pendulang Emas di Seredala pasca Penembakan KKB

5 Nakes Dianiaya KKB

Sebelumnya lima orang tenaga kesehatan (nakes) Kementerian Sosial (Kemenkes) dianiaya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Selasa (31/10/2023).

Akibat penganiayaan itu, kelima nakes mengalami luka-luka.

Mereka adalah Ferdinandus Suweni, Adrianus Erdwarder Harapan, Sandi Ransa, Danur Widuran dan Angganita Mandowen.

Awalnya kelima nakes ini ditugaskan untuk memeriksa kesehatan masyarakat yang dikabarkan mengalami bencana kelaparan di daerah tersebut.

Mereka melakukan pemeriksaan kesehatan masyarakat sejak Senin (30/10/2023).

Salah seorang korban, Danur Widuran, mengatakan ia dan empat rekannya mendapat tugas dari Kementerian Kesehatan untuk melakukan pelayanan kesehatan di Distrik Amuma karena ada informasi mengenai bencana kelaparan.

"Kami nakes dari Kemenkes turun diminta untuk pelayanan kesehatan yang memungkinkan dilakukan di Amuma," kata dia.

Pada hari pertama, semua berjalan normal dan masyarakat Amuma menyambut baik pelayanan kesehatan yang mereka berikan.

Karena faktor cuaca yang tidak memungkinkan pesawat masuk ke Amuma, maka semua nakes harus bermalam.

Baca juga: 22 Buruh Proyek Pembangunan Puskesmas di Puncak Papua Diserang KKB, Seorang Tewas, 2 Terkena Panah

"Pada saat itu pelayanan kami baik-baik saja, karena kami berangkatnya sekitar jam 8-9, sehingga untuk antar jemput itu tidak memungkinkan. Setelah kami koordinasi dengan kepala puskesmas dan kepala Dinas Kesehatan, mereka katakan tidak apa-apa menginap di sana," tuturnya.

Keesokan harinya, pada saat menunggu kedatangan pesawat, aksi penyerangan pun terjadi.

"Kami melakukan pelayanan pagi sampai sore dan kami menginap. Pagi kami menunggu pesawat tapi tidak datang, di situlah kami diserang," kata Danur, yang berprofesi sebagai dokter umum ini.

Para korban selamat setelah Bupati Yahukimo dan dua kepala dinasnya tiba di Distrik Dekai untuk memastikan kebenaran dari isu bencana kelaparan, pada Rabu (1/11/2023).

Bupati Yahukimo Didimus Yahuli sedang menjenguk salah satu Nakes yang menjadi korban penganiayaan di Distrik Amuma, pada Selasa (31/10/2023). Saat ini seluruh korban berada di RSUD Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Rabu (1/11/2023).
Bupati Yahukimo Didimus Yahuli sedang menjenguk salah satu Nakes yang menjadi korban penganiayaan di Distrik Amuma, pada Selasa (31/10/2023). Saat ini seluruh korban berada di RSUD Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Rabu (1/11/2023). (KOMPAS.com/Dhias Suwandi)

Dituduh Intel

Sementara itu korban lainnya, Angganita Mandowen mengatakan, aksi penyerangan terjadi saat keempat rekannya pergi memeriksa informasi penerbangan ke lokasi yang memiliki radio SSB karena di Amuma tidak terdapat jaringan telekomunikasi.

"Mereka berempat ke tempat SSB menanyakan pesawat datang jam berapa, kalau saya duduk di puskesmas. Cuma memang situasi kemarin tidak seperti biasa," kata dia.

Kemudian sekitar 30 orang yang tidak dikenal datang dan berteriak ke arah rekan-rekannya yang sedang berjalan ke rumah seorang perawat.

Khawatir adanya ancaman, maka anggota meminta seluruh rekannya masuk ke sebuah kamar.

"Pas turun kami sedang berada di rumah perawat, adik yang dengar dari ujung bandara sudah berteriak, saya bilang masuk semua satu kamar tidak boleh ada yang keluar," ungkapnya.

Tetapi salah satu korban, Adrianus Erdwarder Harapan, justru mencoba melarikan diri dengan melompat dari jendela yang ada di kamar tersebut.

Nahas, ternyata orang-orang tersebut sudah berada di luar dan menyerangnya menggunakan senjata tajam.

"Tapi karena adik terlalu panik, dia lompat keluar jendela, dia dipotong tangannya," ungkap Angganita.

Setelah Adrianus tertangkap, para pelaku kemudian mengumpulkan seluruh korban di lapangan terbang Amuma.

Setelah itu, diketahui bahwa para penyerang mengira para nakes merupakan anggota intelijen yang sengaja masuk ke Amuma.

"Saya masih pakai atribut masyarakat kemudian dia (pelaku) kaget, terus saya bilang kami tim kesehatan, (pelaku bertanya) kalian menyamar, kami tidak menyamar, kami memang orang kesehatan, lalu mereka kumpul kami semua (korban) terus saya bilang ini semua petugas kesehatan," tuturnya.

Tidak puas dengan jawaban Angganita, para pelaku kemudian mulai menganiaya para nakes.

Tetapi setelah mereka memeriksa kartu identitas para korban, baru pelaku percaya bahwa korban adalah nakes.

"Mereka semua ditendang, dipukul, saya pele (halau) mereka lalu kami semua diminta KTP untuk meyakinkan bahwa kami betul tenaga kesehatan. Puji Tuhan dengan KTP dan apa yang kami kumpulkan, kami semua tidak dibunuh," kata dia.

"Dokter sama adik perawat sepertinya rusuknya patah, kalau saya karena banyak baku melawan dengan mereka, jadi muka saya ditendang," sambung Angganita.

Mengenai para pelaku, Angganita menyebut mereka sempat mengaku sebagai bagian dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kodap XVI Yahukimo.

"Saat aniaya kami mereka sempat bilang, kami dari Batalyon Silimo Kodap XVI," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Akhirnya! TNI-Polri Duduki Markas KKB Elkius Kobak di Kali Ei dan Kali Brasa di Yahukimo

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan