Kelompok Bersenjata di Papua
KKB Papua Mengaku Tembaki Pesawat Sipil di Yahukimo, Jelaskan Alasannya
TPNPB-OPM atau yang biasa dikenal sebagai kelompok kekerasan bersenjata (KKB) mengaku menembaki pesawat sipil di Kabupaten Yahukimo.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau yang biasa dikenal sebagai kelompok kekerasan bersenjata (KKB) mengaku menembak pesawat sipil di daerah Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Senin (4/8/2025).
Pengakuan itu diungkapkan lewat siaran pers dari Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB.
Menurut Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo Elkius Kobak, pihaknya melakukan penembakan karena pesawat itu diduga membawa aparat militer Indonesia ke daerah konflik.
“Kami bertanggung jawab penuh atas aksi ini karena pesawat tersebut digunakan untuk pendropan militer Indonesia ke wilayah perang,” ujar Kobak dalam laporan yang dikutip dari juru bicara TPNPB Sebby Sambom, Selasa, (5/8/2025).
TPNPB juga memperingatkan warga sipil yang melewati daerah yang mereka anggap sebagai "zona merah".
Mereka meminta warga yang menaiki mobil atau sepeda motor untuk menurunkan kaca dan helm saat melintas di sana demi keamanan.
Di samping itu, TPNPB meminta Presiden Prabowo Subianto berhenti mengirim pasukan militer ke wilayah Papua dengan menggunakan pesawat sipil.
TPNPB mengancam apabila tindakan seperti itu diteruskan, mereka akan melancarkan serangan lanjutan yang lebih besar.
“TPNPB dari 36 Komando Daerah Pertahanan di seluruh tanah Papua siap berperang sampai Indonesia mengakui kemerdekaan Papua,” kata TPNPB.
Siaran pers ini ditandatangani oleh sejumlah petinggi TPNPB, termasuk Panglima Tinggi Jenderal Goliat Tabuni, Wakil Panglima Letjen Melkisedek Awom, serta jajaran Komando Markas Pusat lainnya.
Sekilas tentang OPM dan sejarahnya
Baca juga: Sosok Wanggol Sobolim, Anggota KKB Ditangkap, Akui Bunuh 2 Warga Sipil
Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah organisasi yang berdiri sejak tahun 1965. Pemerintah Indonesia menggolongkannya sebagai kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau separatis teroris.
Adapun tujuan dibentuknya OPM adalah demi mengakhiri pemerintahan Irian Jaya dan memisahkan diri dari Indonesia.
Awalnya organisasi itu menggunakan jalur diplomatik, mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melakukan aksi militan yang selanjutnya berkembang menjadi konflik Papua.
Bendera Bintang Kejora akan dikibarkan oleh OPM setiap tanggal 1 Desember yang dianggap sebagai hari kemerdekaan Papua.
Pada tanggal 1 Juli 1971 Republik Papua Barat dideklarasikan oleh Seth Roemkorem dan Jacob Prai, dua pemimpin OPM.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.