Minggu, 7 September 2025

Pengungsi Rohingya

Ratusan Pengungsi Rohingya Kembali Terdampar di Aceh: Kami Lihat Negara Lain, Kami Singgah

Rombongan mereka lari dari Bangladesh dikarenakan ketidaknyamanan di negeri tersebut.

Editor: Erik S
For Serambinews.com
Seratusan pengungsi Rohingya terdampar di Pantai Batu Hitam Jurong Keuramat Gampong Ie Meulee, Sabang, Aceh, Sabtu (2/12/2023) 

TRIBUNNEWS.COM, SABANG - 139 pengungsi Rohingya terdampar di pantai Gampong Ie Meulee, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Aceh, Sabtu (2/12/2023).

Ratusan pengungsi Rohingya tersebut mendarat pukul 02.00 WIB.

Pengungsi tersebut terdiri dari pria dewasa 36 orang, wanita dewasa 45 orang, dan anak-anak 58 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan masing masing berjumlah 29 orang.

Baca juga: Ratusan Pengungsi Rohingya Kembali Terdampar di Aceh, Mendarat Saat Dini Hari

"Mereka tiba sekitaran pukul 02.00 WIB, namun masyarakat setempat baru mengetahui sekitaran pukul 02.30 WIB," kata Cut, Warga setempat saat di temui Serambinews.com,Sabtu (2/12/2023) pagi.

Dalam kesempatan tersebut, Muhammad Idris (40) salah satu Rohingya asal Bangladesh yang terdampar di Sabang saat ditemui Serambinew.com, mengatakan, rombongan mereka lari dari Bangladesh dikarenakan ketidaknyamanan di negeri tersebut.

Dari Bangladesh mereka mengaku berlayar kearah yang tidak tentu.

"Ketika kami melihat ada negara lain, kami singgah. Mana tau bisa menerima kehadiran rombongan kami. Kami berlayar selama 27 hari," kata Idris.

lebih lanjut, Idris menambahkan, ia dan keluarganya masing masing harus membayar sebesar 20.000 mata uang Bangladesh atau 20.000 Bangladeshi Taka. 

Jumlah ini kalau dirupiahkan setara Rp 2.799.630.

Mereka harus membayar agar bisa berlayar bersama kapal tersebut.

Baca juga: Pengungsi Rohingya di Batee Pidie Gagal Dipindahkan ke Scout Camp Laweung

"Saya membayar 20.000, begitu juga dengan istri dan anak - anak saya," ujarnya.

Namun ia mengaku masih ada 6 rombongan kapal lagi di lautan yang menuju ke Indonesia.

Pada umumnya masyarakat setempat menolak kehadiran orang Rohingya yang sudah dua kali mendarat di Sabang dalam dua bulan ini.

Bahkan masyarakat mengancam apabila tidak ditangani oleh pihak berwenang segera, maka masyarakat akan memaksa kembali ke kapal.

"Atas nama masyarakat Gampong Ie Meulee khususnya kami menolak keberadaan orang Rohingya. Apabila pihak yang berwenang tidak mengambil langkah penanganannya, maka kami akan memaksa mereka naik ke kapalnya kembali," kata Keuchik Gampong Ie Meulee, Dofa Fadhil.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan