Jumat, 29 Agustus 2025

Erupsi Gunung Marapi

UPDATE Erupsi Gunung Marapi, Total Korban Meninggal Dunia Mencapai 23 Orang

Total pendaki yang telah ditemukan sebanyak 75 orang, dengan rincian korban selamat sebanyak 52 orang dan meninggal dunia berjumlah 23 orang.

AFP/HANDOUT
Foto handout yang diambil pada 4 Desember 2023 dan dirilis pada 5 Desember 2023 oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) ini menunjukkan tim penyelamat sedang mengevakuasi salah satu korban dari lereng Gunung Marapi di Sumatera Barat. Ratusan penyelamat Indonesia berupaya pada tanggal 5 Desember untuk menemukan 10 pendaki yang hilang setelah letusan gunung berapi yang menewaskan 13 orang. (Photo by Handout / BASARNAS / AFP) 

Mobil ambulans sampai di RSUD Achmad Mochtar pada pukul 18.51 WIB, dan langsung menurunkan jenazah korban yang sudah berada di dalam kantong mayat.

Setelah diturunkan, jenazah Siska Afrina langsung diperiksa oleh petugas dari Tim DVI DVI (Disaster Victim Identification) Polda Sumbar.

Tim DVI Polda Sumbar mengeluarkan hasil identifikasi pada pukul 19.12 WIB, dan memastikan korban bernama Siska Afrina.

Wakil Rektor Bidang Akademik Kemahasiswaan dan Alumni UNP, Refnaldi, membenarkan bahwasanya korban terakhir yang ditemukan atas nama Siska Afrina adalah mahasiswa UNP.

"Ini yang terakhir bernama Siska Afrina. Merupakan mahasiswa yang kita tunggu-tunggu dari tadi malam sampai hari ini," kata Refnaldi.

Refnaldi mengatakan, Siska Afrina berangkat naik ke Gunung Marapi bukan dalam rangka kegiatan resmi dari kampus.

Baca juga: Sosok Bripda Iqbal, Polisi Korban Erupsi Gunung Marapi, Nikmati Libur dengan Mendaki Berujung Tewas

Semburan Abu Vulkanik Gunung Marapi Berdampak pada Penerbangan

Semburan abu vulkanik Gunung Marapi ternyata memiliki dampak signifikan terhadap penerbangan.

Berdasarkan hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), semburan abu vulkanik mencapai ketinggian 5.891 Mdpl.

Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto menerangkan, kondisi ini menyebabkan kode warna penerbangan menjadi merah.

"Abu vulkanik bergerak ke arah utara hingga barat dengan warna abu-abu dengan hingga hitam dan intensitas pekat,” kata Guswanto di Jakarta, Rabu (6/12/2023).

Sementara itu, Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin melalui citra satelit cuaca dan model langsung mengeluarkan Volcanic Ash Advisory (VAA) berupa poligon potensi area terdampak abu vulkanik.

Dari situ, BMKG, melalui Meteorological Watch Office (MWO) Jakarta berdasarkan VAA, menerbitkan SIGMET sebagai panduan bagi penerbangan yang melewati daerah terdampak. 

Guswanto menjelaskan, penentuan jalur lalu lintas penerbangan merupakan tanggung jawab otoritas penerbangan dan Air Traffic Controller (ATC).

Namun demikian, guna menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan di sepanjang jalur penerbangan yang berpotensi terdampak letusan Gunung Berapi, BMKG selalu memperbaharui infonya melalui beberapa tipe laporan, seperti berita SIGMET WV, Aerodrome Warning, dan METAR.

“SIGMET merupakan berita yang diterbitkan oleh Meteorological Watch Office (MWO) selaku unit layanan yang memiliki tugas khusus di area Flight Information Region (FIR),” ujarnya. 

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan