Sabtu, 4 Oktober 2025

Pengungsi Rohingya

Nasib Pengungsi Rohingya Semakin Terkatung-katung: Ditolak Sana Sini, UNHCR Diberi Waktu Seminggu

Sudah dua kali para pengungsi Rohingya mendapat penolakan dari masyarakat.

Editor: Erik S
AFP/CHAIDEER MAHYUDDIN
Pengungsi Rohingya yang baru tiba menerima makanan yang disumbangkan oleh orang-orang di sebuah pantai di Laweueng, Kabupaten Pidie di provinsi Aceh, Indonesia pada 10 Desember 2023. Lebih dari 300 pengungsi Rohingya, kebanyakan perempuan dan anak-anak, terdampar di pantai barat Indonesia pada 10 Desember , karena pihak berwenang setempat membiarkan mereka dalam ketidakpastian tanpa kepastian mengenai tempat berlindung. (Photo by CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP) 

Kini para pengungsi yang sebelumnya ditempatkan di depan Kantor Gubernur Aceh, sudah dipindahkan ke UPTD Rumoh Sejahtera, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Senin (11/12/2023).

UNHCR diberi waktu seminggu

Setelah dua jam menunggu di Taman Ratu Safiatuddin atau tepatnya di lokasi permainan skateboard, kini para pengungsi tersebut dipindahkan ke UPTD Rumoh Sejahtera, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar, Senin (11/12/2023).

Baca juga: Dalam 2 Minggu Terakhir, 30 Pengungsi Rohingya Melarikan Diri dari Kamp Pengungsian Blang Mangat

Mereka diangkut menggunakan tiga unit truk milik Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul (Satpol PP dan WH) Aceh. Pemindahan para pengungsi tersebut usai dilakukan rapat yang dipimpin oleh Asisten I Pemerintah Aceh.

Kabid Trantikum Satpol PP dan WH Aceh, Azman mengatakan, para pengungsi itu kini dipindahkan ke UPTD Rumoh Seujahtera Ladong, Aceh Besar setelah dua kali mendapat penolakan dari warga.

Penempatan itu dilakukan hanya satu minggu saja sembari menunggu solusi dari UNHCR.

“Batas waktu yang diberikan oleh pemerintah hanya seminggu saja di UPTD itu. Setelahnya kita menunggu hasil solusi dari pihak UNHCR,” ujar Azman.

Sementara itu, Zainun, salah seorang warga mengaku kesal dengan kehadiran pengungsi asal Myanmar tersebut.

Ia meminta agar mereka segera dikembalikan ke tempat asalnya.

Pasalnya, menurut dia, saat ini rakyat Aceh masih ada yang hidup dengan ekonomi rendah.

Sehingga, menurut dia, jika hari ini diterima, akan kembali datang puluhan kapal lagi ke Aceh.

Terancam di Kamp Bangladesh

Muhammad Along, seorang pengungsi Rohingya yang bisa berbahasa Melayu mengaku, mereka membayar 20 ribu Saka (mata uang Bangladesh), agar bisa keluar dari kamp pengungsian Kutu Palong, Cox’s Bazar, Bangladesh.

Mereka menempuh waktu selama satu bulan di lautan hingga bisa mendarat ke Aceh.

Ia bersama dua anak yang masih berumur sekitar tiga tahun itu terluntang-lantung di lautan.

Tidak ada tujuan khusus mereka ingin kemana.

Terpenting, kata dia, mereka bisa keluar dari kamp pengungsian di Bangladesh.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved