Jumat, 5 September 2025

Enggan Kalah dengan Zaman, Penjual Dawet di Pasar Gede Solo Sediakan QRIS, Panen Banyak Manfaat

Hj Sipon tak canggung menerima pembayaran tanpa uang tunai, sebab transaksi cashless ini sudah ia jalani hampir 4 tahun belakangan.

Penulis: Imam Saputro
TribunSolo/Imam Saputro
Hj Sipon saat melayani pembeli dawet di Pasar Gede Solo, Sabtu (16/3/2024). Tampak QRIS BRI di kios dawet miliknya. 

Hj Sipon meski berusia 69 tahun tak canggung menerima pembayaran tanpa uang tunai, sebab transaksi cashless ini sudah ia jalani hampir 4 tahun belakangan.

“Saya kalau ada yang pakai QRIS seneng, tahu-tahu uang di tabungan jadi banyak,” ujar Hj Sipon ketika berbincang dengan Tribunnews.com, Sabtu, 16 Maret 2024 sambil tertawa.

Ia mengaku banyak manfaat yang ia rasakan selama menggunakan QRIS di kiosnya, terutama saat hari libur.

“Kalau pas hari libur kan sini Alhamdulillah rame, yang muda-muda itu seneng langsung scan kode saja, di HP kami juga langsung muncul notifnya,” terang Hj Sipon.

Hj Sipon juga tak perlu repot melakukan kembalian jika pembeli menggunakan uang pecahan besar.

Selain itu, manfaat lain yang dirasakan oleh Hj Sipon adalah terhindar dari uang palsu.

“Harga dawet saya cuma 8 ribuan, jadi kalau ada yang mbayar pakai 100 ribuan harus diteliti dulu, takutnya palsu,” beber Hj Sipon.

“Transaksi pakai QRIS ini kan uangnya langsung masuk tabungan, jadi nggak perlu takut uang palsu,” tambahnya.

Hj Sipon yang sudah berjualan dawet selama puluhan tahun ini mengatakan sudah menggunakan QRIS dari BRI sejak tahun 2020.

“Bayar pakai tunai boleh, pakai QRIS juga boleh, ada tekhnologi selama tidak merugikan ya ikut saja, wong bisa mempermudah pembeli,” kata Hj Sipon.

Dawet telasih Hj Sipon tersedia dalam empat varian, mulai dari varian klasik seperti dawet telasih hingga varian eksotis seperti dawet telasih ekstra buah durian.

Dengan harga antara 8 ribu hingga 15 ribu rupiah per porsi, es dawet durian menjadi favorit para pengunjung.

"Buka setiap hari dari pukul 7 pagi hingga 5 sore, dawet buat sendiri mulai dari jam 2 pagi untuk menjamin kesegaran dan kualitasnya," ujar Hj Sipon yang bisa menjual 100an mangkuk dawet per harinya ini.

Transaksi non tunai efektif dan efisien

Ekonom Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo, Suharno mengatakan adanya pembayaran non tunai di UMKM bisa membuat usaha naik kelas.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan