Banjir Bandang Lahar Dingin di Sumbar
Banjir Lahar Dingin Sumbar Tewaskan Puluhan Warga, Ahli Geologi Ungkap Sebab dan Solusinya
Material dari Gunung Marapi terbawa banjir lahar dingin yang melintasi aliran sungai, dan masuk ke pemukiman warga sehingga jatuh korban.
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Ahli Geologi dari Sumatera Barat (Sumbar) Ade Edward menuturkan banjir lahar dingin di Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, terjadi karena aliran sungai yang tidak dapat dikendalikan.
Kondisi itu pula yang menjadi sebab material dari Gunung Marapi terbawa banjir lahar dingin yang melintasi aliran sungai, dan masuk ke pemukiman warga sehingga jatuh korban.
Ia menekankan pentingnya sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat.
"Solusi jangka panjangnya, secara kultural pemerintah harus terus melakukan pendidikan, sosialisasi, pelatihan dan penyadaran ke masyarakat," kata Ade, seperti dikutip Tribun Padang.
Selain itu, ia juga menggaungkan solusi secara struktural. Menurut dia, infrastruktur macam Sabo Dam di 24 aliran sungai dari puncak Gunung Marapi harus dibangun.
"Memang besar biayanya, tapi harus dilakukan," sambungnya.
Baca juga: Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar, Warga Agam Butuh Bantuan Makanan hingga Obat
Ade menyebutkan, sebelumnya ia telah mewanti-wanti bahwa aktivitas Gunung Marapi Sumbar tidak bisa diprediksi.
Ia memperkirakan aktivitas Marapi Sumbar akan seperti Gunung Merapi di Yogyakarta.
"Perlu pemerintah yang kuat dalam menghadapi bencana. Jadi jangan diabaikan ini. Harus serius mulai dari pemerintah kabupaten/ provinsi dan pusat," ulasnya.
Ia menyesalkan momen hari kesiapsiagaan bencana pada bulan lalu yang dipusatkan di Kota Padang, saat itu sebagian kecil warga di Kota Padang dilatih siap menghadapi potensi gempa dan tsunami.
Padahal, menurut Ade mestinya momen hari kesiapsiagaan bencana nasional itu digelar di sekitar Gunung Marapi.
"Itu keliru (hari kesiapsiagaan bencana nasional di Padang). Jadi, kebijakan nasional sendiri tidak mengarah ke situ, harusnya di Agam atau Tanah Datar, sebagai upaya kesiapsiagaan terhadap potensi bencana di Gunung Marapi. Kenapa kesiapsiagaan itu bukan untuk Marapi, ini yang kita sesalkan, ini pembelajaran juga untuk BNPB agar fokus ke mitigasi Marapi, pungkasnya.
Ade juga meminta keseriusan pemerintah menanggulangi risiko bencana di daerah aliran sungai (DAS) Gunung Marapi.
Banjir lahar dingin yang masuk ke pemukiman warga, menurutnya menjadi tamparan bagi pemerintah untuk tidak tinggal diam dan segera menanggulangi dampak, mulai dari dampak korban jiwa hingga kerusakan infrastruktur.
"Pascalahar dingin sebelumnya di Bukik Batabuah itu sebenarnya warga di sekitar DAS harus dipindahkan, tapi ini tidak dipindah, alur sungai dibiarkan saja, yang dibersihkan yang di jalan saja, alur sungai tak dirawat," kata Ade Edward.
Sumber: Tribun Padang
Banjir Bandang Lahar Dingin di Sumbar
BNPB: Batu-batu Besar Material Gunung Marapi akan Diledakkan untuk Antisipasi Galodo |
---|
Tim SAR Temukan Jenazah Terakhir Korban Galodo Kabupaten Agam Tersangkut di Sungai |
---|
Baznas Beri Layanan Dukungan Psikososial Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar |
---|
Tinjau Posko Baru Bencana Banjir Lahar Dingin di Kabupaten Agam, Mensos Risma Periksa Stok Makanan |
---|
Cerita Hakim Agung Yulius, Galang Dana dan Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Sumbar |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.