Jumat, 19 September 2025

Ketua OSIS SMAN 1 Cawas Meninggal

4 Fakta Ketua OSIS SMA Klaten Meninggal Dunia Tersengat Listrik di Kolam Sekolah

Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten, Jawa Tengah, berinsial FN (18) meninggal dunia seusai tersengat listrik di kolam sekolah, Senin (8/7/2024).

|
Istimewa via TribunJogja.com
Petugas kepolisian saat melakukan olah TKP di SMAN 1 Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (8/7/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten, Jawa Tengah, berinsial FN (18) meninggal dunia seusai tersengat listrik di kolam sekolah, Senin (8/7/2024).

FN meninggal dunia ketika merayakan ulang tahunnya ke-18 bersama teman-temannya di sekolah.

Berikut fakta-fakta mengenai peristiwa ini, sebagaimana dirangkum Tribunnews.com.

1. Kronologi

Berdasarkan penuturan Kapolsek Cawas, Iptu Umar Mustofa, peristiwa ini bermula saat puluhan anggota OSIS SMAN 1 Cawas datang ke sekolah untuk rapat.

Rapat tersebut membahas rencana kegiatan sponsorship untuk acara lomba pengembangan prestasi minat dan bakat siswa yang akan dilaksanakan 25 Juli 2024 mendatang.

Setelah acara selesai, sekitar pukul 13.00 WIB, salah satu siswa yang menghadiri rapat mengetahui bahwa FN tengah berulang tahun.

Atas dasar itu, setelah makan siang, sejumlah siswa berinisiatif merayakan hari ulang tahun FN dengan cara menaburkan tepung ke badan korban.

Kemudian, menceburkan korban ke dalam kolam berisi air sedalam 1,7 meter di depan ruang kelas.

Saat itu, FN dan teman-temannya sempat bergurau.

"Kemudian korban sempat berusaha untuk mentas (keluar dari dalam kolam)."

"Tapi ternyata dia tidak sadar menginjak setrum. Bagi dia, kakinya kok kram, padahal itu setrum," ucap Umar, dikutip dari TribunJogja.com, Selasa (9/7/2024).

Baca juga: Santriwati yang juga Mahasiswi asal Tegal Ditemukan Tewas di Kamar Mandi, Diduga Kesetrum

Setelah itu, dua orang teman FN masuk ke kolam untuk menolong korban.

Ketika menolong korban itulah, baru mereka mengetahui bahwa itu setrum (aliran listrik).

Salah seorang siswa itu lantas keluar dari kolam dan mematikan listrik.

Sementara itu, satu siswa lain yang masih berada di dalam kolam sempat mengalami sesak napas.

Akhirnya, FN dan siswa yang mengalami sesak napas itu diantar ke rumah sakit terdekat.

Namun, setibanya di rumah sakit, nyawan korban sudah tidak tertolong.

"Sementara, siswa satunya kini masih dirawat di rumah sakit," tutur Umar.

2. Keluarga Korban Cabut Laporan

Lebih lanjut, Umar menyatakan pihak kepolisian telah mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi mengenai peristiwa tersebut.

Kepolisian juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Namun, pihaknya belum bisa melanjutkan penyelidikan lantaran keluarga korban sudah mencabut laporan.

"Keluarga korban tidak mau melanjutkan laporan sehingga kami dari kepolisian juga tidak bisa melanjutkan proses penyelidikan," ungkapnya.

Menurutnya, keluarga FN telah menanggap peristiwa itu sebagai musibah.

Oleh sebab itu, perwakilan keluarga dan kepala desa dari rumah korban datang ke Polsek Cawas guna mengurus surat pernyataan.

"Surat pernyataannya langsung dibikin oleh ayah korban," kata Umar.

3. Jenazah Dimakamkan Hari Ini

Dinukil dari TribunJogja.com, sejumlah karangan bunga tampak terpasang di sepanjang jalan menuju rumah FN (18), warga Dusun Sanggrahan, Desa Cawas, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Selasa (9/7/2024).

Ratusan orang tampak berdatangan ke rumah duka pada Selasa pagi.

Mereka yang hadir kebanyakan adalah teman-teman korban dan warga sekitar.

Duka tampak menyelimuti para pelayat. Isak sesekali terdengar ketika tokoh agama setempat membacakan doa untuk korban.

Tangis pecah saat korban dibawa menuju tempat peristirahatan terakhirnya.

Adapun peti jenazah korban dipanggul oleh sejumlah pasukan Paskibraka SMAN 1 Cawas.

Peti itu lalu dimasukkan ke dalam mobil ambulance untuk dibawa ke pemakaman umum Dusun Sepi, Desa Barepan.

Lokasi tempat pemakaman umum itu sekitar 1 km dari rumah duka.

4. Keluarga Menerima sebagai Musibah

Suparno (53) yang merupakan paman korban mengaku memperoleh kabar duka tersebut pada Senin sore, setelah kejadian.

Ketika memperoleh kabar tersebut, tuturnya, pihak keluarga sangat kaget.

"Setelah kejadian, kami dari pihak keluarga syok. Tapi setelah dipikir-pikir semua itu adalah musibah."

"Sehingga kami dari pihak keluarga sudah bicara dengan bapak ibunya, semua keluarga bisa menerima itu sebagai musibah," ucap Suparno kepada awak media, Selasa.

Suparno menyebut FN adalah anak kedua dari empat bersaudara.

Semasa hidupnya, korban dikenal sebagai anak yang rajin, baik, dan ramah kepada orang lain serta keluarga.

"Anaknya baik, rajin salat. Di kampung juga terkenal baik, begitu juga di sekolah. Dia menjadi Ketua OSIS dan pintar," ujarnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul: Polisi Ungkap Kronologi Ketua Osis SMAN 1 Cawas Meninggal Dunia Tersengat Listrik di Kolam Sekolah dan Isak Tangis Iringi Pemakaman Ketua Osis SMAN 1 Cawas yang Meninggal Tersetrum di Kolam Sekolah.

(Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Dewi Rukmini)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan