Selasa, 19 Agustus 2025

Nasib 3 Siswa Dipulangkan Paksa di Pandeglang, Ngaku Keluarga Pemilik Yayasan, 6 Bulan Tak Sekolah

Video 3 siswa berprestasi dipulangkan secara paksa oleh pihak sekolah di Kabupaten Pandeglang, Banten, viral lewat media sosial.

Kolase Tribunnews.com
Tangkap layar video viral siswa berprestasi dipulangkan paksa oleh pihak sekolah di di Kabupaten Pandeglang, Banten. 

TRIBUNNEWS.COM - Video 3 siswa berprestasi dipulangkan secara paksa oleh pihak sekolah di Kabupaten Pandeglang, Banten, viral lewat media sosial.

Pada rekaman yang diunggah akun Instagram @infopandeglang, tampak ketiga siswa itu diantar menggunakan mobil ke rumahnya.

Belakangan terungkap, 3 siswa dipulangkan secara paksa karena menunggak Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) sebanyak Rp 42 juta.

Sedangkan hingga Senin (28/10/2024), video ini sudah ditonton ribuan kali oleh warganet.

Mereka meramaikan dengan berbagai komentarnya. Termasuk menyangkan sikap pihak sekolah yang memaksa memulangkan siswanya.

Ngaku keluarga pemilik yayasan

Defi Fitriani, ibu ketiga siswa membenarkan anaknya dipulangkan secara paksa.

Nama siswa ini, yakni Faeza (11), Farraz (10), dan Fathan (7) yang bersekolah di Yayasan Islamic Centre Herwansyah (ICH), Pandeglang.

Ketiganya dipulangkan secara paksa hari pertama masuk sekolah usai libur Idul Fitri 2024 pada bulan April 2024 lalu.

Defi dalam kesempatannya juga menjelaskan terkait tunggakan pembiayaan sekolah sebanyak Rp 42 juta.

Ia menguraikan, tunggakan tersebut tidak hanya SPP. Namun,  juga terkait uang pembangunan, seragam, hingga buku-buku pelajaran.

Baca juga: 3 Siswa Dipulangkan Paksa di Pandeglang, Nunggak SPP Rp 42 Juta, Ternyata Keluarga Pemilik Yayasan

Sedangkan biaya SPP per bulan, anak pertama sebanyak Rp 350 ribu, anak kedua sebanyak Rp 300 ribu, dan anak terakhir Rp 250 ribu.

Defi mengaku awalnya ketiga anaknya tidak dikenai biaya karena masih keluarga pemilik yayasan.

"Sudah lama tunggakannya karena memang dulu saya aktif di yayasan tersebut, saya juga dari keluarga punya yayasan. Setelah konflik keluarga dimunculkan tagihan."

"Komitmen (awal) itu tidak ada (pembayaran) pembiayaan untuk anak-anak saya."

"Setelah konflik keluarga, diterbitkan penagihan itu. Anak-anak saya jadi korban," urainya,  dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Senin (28/10/2024).

Nasib 6 bulan tidak bersekolah

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan